Marathon Kafe Recommended Di Malang

29 Feb 2016    View : 5531    By : Nadia Sabila


Malang, kota yang pernah saya tinggali selama lima tahun, kini telah menjelma menjadi "kota nongkrong". Bayangkan saja Artebianz, dalam tiga tahun terakhir, saya kira sudah ada ratusan cafe baru menjamur di Kota Bunga tersebut.

kota_malang

Dari cafe untuk muda-mudi berkantung cekak sampai dengan cafe high class, semua tinggal pilih. Mau nongkrong asyik ala emperan sampai nongki-nongki cantik ala sosialita, semua bisa dilakukan di Malang, tinggal menyesuaikan dengan jenis cafe-nya. Jadi, Artebianz nggak perlu khawatir bakal mati gaya di Malang.

Satu hari pasti nggak akan cukup untuk menjajali semua cafe di kota ini. Nah, sesuai dengan judul artikel ini "Marathon Cafe-Cafe Recommended Di Malang", saya akan memberikan ulasan tentang empat cafe yang saya marathon-i dalam satu hari di Malang.

Kali ini fokus saya adalah konsep kafenya, sedangkan untuk menu makanannya saya sengaja memilih menu yang tidak menguras kantung. Hehehe! Mari kita simak.


START: 10.00 am

Savoy Bistro Cafe

Mekipun banyak cafe di Malang, hanya sedikit cafe yang buka mulai pagi. Rata-rata cafe di sana baru buka setelah pukul 12 siang atau mulai sore hari. Tetapi, Savoy Bistro Cafe ini termasuk sebagai cafe yang buka dari pagi. Saat perut lapar pada jam-jam brunch (breakfast and lunch) sekaligus pengin nongkrong radha pagi, Savoy bisa menjadi plihan.

savoy

Saya memulai marathon cafe saya pada pukul 10 pagi dengan Savoy sebagai pilihan, karena Savoy yang tampak sudah menerima tamu. Cafe yang terletak di Jl. Puncak Mandala No.2 (kawasan Tidar) ini mempunyai desain eksterior dan interior yang cukup memikat dengan konsep European-Retro minimalis. Dengan didominasi warna putih, teras luar Savoy sudah membuat saya dan teman-teman gemas untuk berfoto. Tangga berkelok, jendela-jendela besar berkanopi melengkung warna tosca mengentalkan konsep European di cafe bistro ini.

savoy

Cafe ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama didominasi warna putih dengan konsep shabby-chic, sedangkan lantai dua berkonsep Retro dan meja kursinya lebih besar dan memuat banyak orang. Saya yakin, di Savoy Bistro Cafe ini akan ada orang yang berminat menyewa untuk foto pre-wedding karena konsep interior cafe-nya memang layaknya studio mini yang cocok untuk acara semacam itu.

Untuk makanan, nggak banyak menu yang saya pesan meski banyak menu yang tersedia karena saat itu masih cukup pagi dan saya memang sengaja menyisakan ruang di perut untuk makan siang. Hehehe! Menu makanan di Savoy didominasi oleh menu internasional.

beef_churrosMakanan unik di Savoy Bistro yang saya cicipi adalah Beef Churros. Kenapa saya bilang unik? Karena churros yang kita kenal pada umumnya biasanya disajikan manis, baik dicocol dengan saus cokelat atau saus manis lainnya yang diinjeksikan ke dalam adonan churros alias donat Spanyol itu. Memang sih, dasar adonan churros sendiri memang netral, hanya gurih telur dan mentega. Jadi, menurut saya tidak salah juga jika ada ide untuk menyajikan churros dengan pasangan rasa selain manis, karena itulah saya memilih menu ini.

Beef Churros ala Savoy Bistro terdiri dari churros dan daging sapi goreng cincang, disajikan dengan saus keju, mayonaise, dan taburan keju parut. Tekstur churros-nya cukup renyah, namun menurut saya rasanya lebih mirip cakwe padat daripada donat. Sedikit info, daging sapi cincangnya datang belakangan, terpisah dengan churros cheese-nya, karena si koki lupa menaburkannya ke churros saat akan diberikan ke pelanggan. Ow ow...

strawberry_milkshakeUntuk minuman, saya memesan Strawberry milkshake dan lemon tea hangat. Strawberry milkshake-nya nggak terlalu istimewa saya rasa, hanya milkshake dalam jar besar dengan es serut dan ditaburi meses warna-warni di atasnya plus sebatang wafer-roll cokelat. Sedangkan lemon tea hangatnya cukup nikmat. Rasa tehnya enak meskipun tanpa gula.

Kisaran harga makanan dam minuman di Savoy Bistro ini saya kira cukup mahal dibandingkan cafe-cafe umumnya di Malang, harga mulai IDR15K-60K (belum termasuk pajak). Yah, meskipun makanannya tidak terlalu spesial, setidaknya jeprat-jepret selfie di Savoy Bistro ini sudah cukup menghibur. Hehehe....



DESTINASI KE-2: 12.10 pm

Roemah Moeria

Menjelang siang, saya bergeser ke Roemah Moeria, sebuah cafe-resto yang terletak di Jl.Muria No.28, Klojen, Malang. Sekitar 10-15 menit perjalanan dari cafe pertama. Dari luar, cafe ini tampak seperti rumah biasa yang dihias dengan bunga-bunga artifisial, ayunan kecil, dan sepeda dengan keranjang yang diisi bunga.

Namun begitu masuk, saya merasa sangat terkesan!

roemah_moeria

Atmosfer Belanda tempo dulu langsung terasa di ruang pertama. Lantai bermotif khas rumah zaman dulu menambah kuat kesan "Dutchy". Konsep ruang indoor-nya dibuat se-homey mungkin meskipun kesannya lawas. Di ruang kedua, ada meja makan beserta kursi ala ruang makan keluarga, dan tetap dengan konsep Belanda lama. Jika makan di ruangan ini, mungkin Artebianz akan merasa seperti makan di rumah orang Eropa jaman dulu, belum lagi seragam pelayan cafe-nya yang ala "Dutch Lady". Bisa dibilang, saya merasa seperti berada di ruang keluarga di gambar kaleng biskuit Khong Guan. Hehehe...

Sejak pintu masuk, ada tiga ruang bersekat dengan konsep homey Belanda yang memanjang ke belakang. Di ruang terakhir, ada etalase berisi roti dan produk-produk makanan Roemah Moeria serta pintu menuju bagian outdoor.

Sisi outdoor Roemah Moeria juga nggak kalah menyenangkan. Ternyata, resto ini juga menyediakan penginapan. Jadi, sisi outdoor ini bisa dibilang berfungsi seperti lounge hotel. Lampion-lampion bulat warna-warni, jendela-jendela kamar penginapan dengan bunga-bunga kertas di bawahnya, podium untuk live performance, dan mini waterfall wall diiringi lagu-lagu jazz lama membuat betah pengunjung Roemah Moeria.

Lounge Roemah Moeria ini sebetulnya nggak benar-benar outdoor. Artebianz nggak perlu khawatir kehujanan karena ada atap yang tetap tembus cahaya matahari. Jadi suasana tetap terang, tanpa kehujanan. Di lantai dua, ada pula kamar khusus yang difungsikan sebagai musala, bersih dan nyaman.

lounge_roemah_moeria

Untuk makanan, saya hanya memesan puding mangga dan ice tea. Harga semangkuk kecil puding mangga di Roemah Moeria adalah IDR9,5k. Meski terjangkau, puding mangga ala Roemah Moeria tersebut cukup nikmat dengan fla dan orange bubble yang manis meletus di lidah. Secara keseluruhan, harga makanan di Roemah Moeria ini menengah ke atas, sekitar IDR10K-80.

puding manggaa

Sebentar, sebentar... cafe suasana Belanda kan juga ada di Oost Koffie? Yap! Pertanyaan bagus!

Meskipun sama-sama berkonsep Belanda dan menyediakan menu Bitter Ballen, Oost Kaffe dan Roemah Moeria sangat berbeda, terutama penataan ruang. Kalau saya bilang sih, Roemah Moeria lebih ke Belanda-Eropa secara umum, sedangkan Oost lebih ke Belanda-Jawa tempo dulu. Seragam pelayan Oost menggunakan blangkon Jawa, sedangkan Roemah Moeria pelayannya berseragam Dutch Lady.

Lagi pula, di Roemah Moeria ada penginapannya, meski belum diketahui dengan pasti berapa tarif per malamnya karena saat saya ke sana, brosurnya belum tersedia. Tapi dengan suasana seunik itu, saya merasa cukup tertarik untuk mencoba menginap di Roemah Moeria suatu hari nanti.

Baca juga: Kopi Luwak - Nongkrong Aman Sambil Berbagi Kopi dan Gelak 



DESTINASI KE-3: 14.25pm (short time coffee-breaking)

Bara-Bara

Menjelang sore, saya melipir ke sebuah cafe mungil nan manis di Jl. Soekarno-Hatta Malang, Bara-Bara. Cafe yang berlokasi pas di pinggir gerbang masuk perumahan Griya Shanta Executive ini cukup cozy meskipun jauh lebih kecil daripada dua cafe sebelumnya.

Saya nggak terlalu lama berada di Bara-Bara karena memang dalam rangka menunggu seorang kawan saja. Tapi, saya langsung bisa merekomendasikan cafe ini untuk Artebianz yang ingin ngopi sendirian sambil internetan. Suasananya yang nggak terlalu padat, ditambah dengan meja-meja yang memang ditata untuk 2-4 orang-an membuat Bara-Bara terasa agak private.

bara_bara

Dan yang paling penting, koneksi Internet dan colokan listrik di setiap meja berfungsi dengan baik di Bara-Bara saat saya berkunjung. Selain itu, coba pilih lantai dua yang dekat dengan jendela kalau Artebianz datang sendiri atau bersama pasangan, karena lebih asyik pemandangannya.

mojitoSaya juga hanya memesan satu minuman, segelas Lime Mojito Mint seharga IDR15 K. Dan minuman ini segar sekali. Cocok untuk menyegarkan tenggorokan kita saat cuaca panas melanda atau jika sedang haus berat. Potongan nata de coco berpadu dengan sari jeruk nipis dengan sedikit gula dan nyes-nya daun mint sukses menghapus dahaga.


Harga makanan di Bara-Bara Cafe ini cukup terjangkau. Mulai 12K-40K. Menu makanannya adalah makanan umum cafe, dan menariknya harga makanan dan minuman yang tertera di menu sudah termasuk pajak. Jadi buat yang membawa uang nge-pas, tidak perlu khawatir tambahan pajak PPN 10 persen.


FINISH: 20.30pm

STMJ Bengawan Solo 

Setelah dari cafe-cafe modern kita tutup maraton kita dengan kunjungan ke "cafe cangkrukan" khas Indonesia: STMJ Bengawan Solo, yang terletak di Jl. Bengawan Solo, Malang. Untuk yang belum paham, STMJ adalah singkatan dari Susu, Telor, Madu, Jahe, minuman yang biasa disajikan hangat atau panas untk menambah energi.

stmj_bengawan_solo_malang

Tidak ada yang bisa diceritakan kalau masalah konsep atau desain interior, karena warung STMJ ini memang semi kaki lima yang mengambil tempat di halaman sebuah toko. Pengunjungnya pun dari segala usia, mulai dari anak-anak sampai bapak-bapak, sendirian maupun datang sekeluarga. Tapi, dari namanya saja, sudah ketahuan kalau menu andalannya adalah STMJ.

Wisata di Malang kan banyak nih, apalagi setelah mengunjungi pantai-pantai dan air terjun yang menguras tenaga untuk menjelajahinya, nah, ada baiknya Artebianz transit dulu di Malang kota untuk minum STMJ demi memulihkan tenaga dan menghilangkan pegal-pegal.

STMJ Bengawan Solo termasuk satu lapak STMJ populer karena rasanya yang memang enak. "T" dalam STMJ nya bisa dipilih, mau telur ayam kampung atau telur bebek. Untuk yang nggak doyan telur dalam minuman (seperti saya), bisa juga "T" nya dihilangkan dan jadi SMJ saja. Susunya adalah susu sapi murni dari peternakan sapi di Kota Batu dan bisa dipilih mau rasa susu sapi murni atau rasa cokelat.

Saya memilih SMJ Coklat, dan rasanya hmmm... luar biasa nikmat. Badan saya langsung hangat di tengah udara malam kota Malang yang dingin menusuk. Capek-capek, gejala-gejala pilek, sirna seketika oleh segelas besar SMJ Coklat ala STMJ Bengawan Solo. Harga STMJ ini pun ramah di kantung, nggak lebih dari IDR15K, sedangkan SMJ-nya seharga IDR12K.

Ada juga makanan ringan pengganjal perut di STMJ Bengawan Solo ini, yang paling unik yang saya coba adalah Es Krim Bakar. Wahh, es dibakar? Apa nggak meleleh tuh? Istilahnya begitu, tapi tidak benar-benar begitu. Hehehe....

eskrim_bakar

Es Krim Bakar ala STMJ Bengawan Solo terdiri dari satu skup es krim cokelat yang dialasi dengan roti maryam yang masih hangat. Nggak lupa ditaburi dengan meses cokelat, keju, dan susu kental manis. Rasanya? Hmm... delicioso!

Lembutnya es krim yang bertemu dengan gurihnya roti maryam yang dibakar bersama mentega ternyata "kawin" juga di lidah, dan karena rasa es krimnya sudah manis, meses cokelat yang ditaburkan jadi terasa seperti "krenyes-krenyes" saja, tidak terasa cokelat. Es krim bakar ini tidak boleh lama-lama didiamkan, karena yaa.. keburu meleleh, Artebianz! Hihihi.. Harga es krim bakar ini pun murah meriah, hanya IDR9K saja.

STMJ Bengawan Solo buka sampai lewat tengah malam, Nah, asyik kan buat yang mau isi tenaga sebelum mendaki atau yang mau recharge energi setelah berpetualang di kota Malang.

Okey, maraton singkat sehari saya di kota Malang sudah mencapai garis finish. Sampai ketemu lagi di jelajahan kota Malang berikutnya tentunya bersama Artebia.

Malang, you're a never ending story of culinary! Wink

Baca juga: Kedai Es Krim Zangrandi - Sejak 1930




Tag :


Nadia Sabila

Nadia Sabila adalah seorang jurnalis yang menggandrungi travelling dan makanan pedas.

Profil Selengkapnya >>

Nongkrong Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Traveling: Mimpi, Destinasi, Tujuan, Makna


Kala Kali: Hanya Waktu yang Tak Pernah Terlambat


Peneleh, Daerah Penuh Pesona dan Sejarah: Peneleh Gang VII


Attack on Titan (進撃の巨人 - Shingeki no Kyojin)


Prisca Primasari - Menulis Adalah Memberi Kado Pada Diri Sendiri


Kue Cubit Surabaya - Cubit Gigit Legit


Omahku - Ngobrol dan Nongkrong dalam Kesederhanaan


Twist and Shout (Part 2)


5 Lagu Indonesia Tahun 90-an Mengesankan Versi Artebia


Festival Foto Surabaya - Menggugah Kepedulian Melalui Lensa


Sang Wanita Dan Kuburan Rasa


My Toilet Prince - Pintu Pertama