Kedai Tua Baru Surabaya: Sajian Ala Malaysia-Jawa
27 Nov 2015 View : 4893 By : Nadia Sabila
Kedai Tua Baru, nama kedai ini unik sehingga membuat saya terusik untuk mengunjunginya. Lagi-lagi, berawal dari lapar mata gegara banyak kawan yang check-in Path di Kedai Tua Baru, akhirnya saya tidak tahan untuk tak meninjau langsung tempat makan tersebut.
Lokasi Kedai Tua Baru Surabaya
Terletak di Jl. Tegalsari No.25, Surabaya, lokasi Kedai Tua Baru ini bisa dikatakan cukup strategis karena berada di tengah Kota Surabaya. Untuk menuju sana pun cukup mudah. Jika Artebianz mengendarai motor, maka dari arah Jalan Darmo, Artebianz ambil jalur kiri. Kalau sudah tampak Gedung Midtown di kiri jalan, Artebianz belok kiri ke arah Jl. Tegalsari. D sana akan bertemu "bunderan membingungkan" karena arahnya yang saling-silang, tapi jangan ikutan bingung ya, Artebianz! Cukup ambil arah ke barat melalui Bon Cafe, dan 10 meter dari sana, di kiri jalan Kedai Tua Baru terletak.
Awalnya saya kira, Kedai Tua Baru ini adalah cafe kecil tempat kongkow-kongkow anak muda. Meski namanya kedai, ternyata Kedai Tua Baru adalah sebuah resto-cafe spesialis masakan Malaysia. Bangunannya cukup besar dengan tempat parkir yang luas. Begitu masuk, kita akan disambut oleh beberapa pelayan yang mempersilakan kita memilih tempat duduk.
Well, sempat awkward juga melihat meja-meja yang dipenuhi sekelompok eksekutif muda atau serombongan keluarga, sementara saya datang sendirian. Pelayan menawarkan ruangan indoor yang bebas rokok atau ruangan outdoor untuk yang merokok. Saya pun memilih ruangan yang bebas rokok sedikit agak di depan agar bisa melihat-lihat.
Baca Juga: Baegopa? Malang - Ada Harga Ada Rasa
Blok-Blok Makanan
Mengusung tagline "Good Food Begins In Market", saya rasa Kedai Tua Baru mewujudkannya dengan cara yang unik. Di sayap kiri, kita bisa melihat blok-blok meja dengan beberapa koki untuk memasak menu-menu yang tertentu.
Contohnya, blok paling depan sebelah kiri adalah blok yang menangani masakan seafood, blok berikutnya menangangi masakan Cina, blok lain lagi menangani minuman, ada juga blok untuk menyiapkan hidangan pencuci mulut dan krupuk.
blok seafood Kedai Tua Baru
Interior ruangan didesain vintage dan banyak memanfaatkan barang-barang tua yang diperbarui sebagai aksesori ruangan. Di bagian belakang, berbatasan dengan pintu kaca, kita bisa melihat bagian outdoor yang cukup semarak dengan lampu-lampu kerlip bercahaya warna gading yang tampak elegan saat malam hari. Toilet berada setelah blok rujak dan sangat bersih.
Baca Juga: Wakul Suroboyo - Beriwisata Kuliner Khas Surabaya
Menu "Diet" Di Kedai Tua Baru
Pelayan memberikan daftar menu, yang dari situlah saya memahami bahwa Kedai Tua Baru ini memang mengutamakan masakan-masakan Melayu-Jawa mulai dari nasi lemak, rujak penang, sampai dengan berbagai jenis sambal. Meski begitu, ada juga masakan jawa seperti tahu campur, rujak cingur, gado-gado, dan berbagai menu Jawa Timuran lainnya serta masakan cina seperti mie goreng, nasi goreng, dan lain-lain. Karena saya sedang diet karbo, saya pun memilih menu yang tak berkarbo yakni rujak penang dan ais kacang merah.
menu Kedai Tua Baru
Rujak Penang
Ketika memilih menu ini, pertimbangan saya selain diet, adalah namanya yang menggunakan kata "Penang". Saya penasaran, bagaimana sih rujak dari Negeri Jiran. Sang pelayan juga menanyakan berapa cabai yang saya inginkan. Saya jawab 7 buah, karena konon, jumlah cabai yang ganjil biasanya lebih pedas daripada jumlah cabai yang genap.
Rujak Penang Kedai Tua Baru
Ketika Rujak Penang saya datang, saya sedikit menyesal. Kenapa? Karena ternyata tidak jauh beda dengan rujak manis buah biasa, hanya saja taburan kacangnya lebih banyak dan tidak diulek bersama gula merahnya. Rasa bumbunya tidak ada bedanya dengan rujak manis pada umumnya dengan tingkat kepedasan yang memang sangat pedas. Buah-buahannya terdiri dari belimbing, pepaya, mentimun, nanas, dan bengkuang. Untuk menghalau rasa pedas rujak ini, saya juga memesan es teh manis. Harga Rujak Penang Kedai Tua Baru dibanderol IDR18.000.
Ais Kacang Merah
Dari gambar di menunya, sebetulnya ais kacang hijau tampak lebih menggiurkan. Namun, karena saya belum pernah mencicipi kacang merah yang diolah sebagai minuman, maka saya pun memesan menu ais kacang merah saja. Oh ya, orang Malaysia memang menyebut es sebagai ais.
ais kacang merah
Tak lama, ais kacang merah saya datang. Disajikan dalam mangkuk berukuran tanggung, ais kacang merah Kedai Tua Baru ternyata tidak mengandung es sama sekali. Ais kacang merah adalah kacang merah yang diblender bersama gula aren hingga menjadi bubur, lalu ditaburi dengan wijen hitam. Rasanya cukup manis gurih meski tanpa santan, namun menurut saya, rasanya sedikit "membosankan". Tekstur kacang merahnya sudah melembut menjadi bubur halus seperti bubur bayi. Tapi mungkin menu ais kacang merah inilah menu yang paling tepat bagi seorang pediet karbo seperti saya. Harga Ais Kacang Merah Kedai Tua Baru adalah IDR16.800.
Baca Juga: Libreria Eatery
Kedai Tua Baru Tidak Direkomendasikan Untuk Menyendiri
Suasana di Kedai Tua Baru ini sebenarnya lebih cocok untuk berkumpul bersama rekan-rekan atau keluarga kita. Kedai Tua Baru kurang direkomendasikan untuk seseorang yang ingin mencari ketenangan atau ingin sendirian sambil duduk membaca buku atau bermain gadget. Tetapi, jika Artebianz ingin berkumpul bersama teman atau keluarga besar dalam acara semacam reuni atau buka puasa bersama, Kedai Tua Baru bisa menjadi pilihan. Terlebih lagi, di sini juga ada tempat untuk bermain anak-anak.
Outdoor Kedai Tua Baru
Pelayanannya pun cukup cepat dengan harga makanan mulai dari IDR8.000 sampai dengan IDR60.000. Perlu diketahui juga bahwa pengunjung Kedai Tua Baru akan dikenakan biaya jasa layanan sebesar IDR1.800. Saya memberi skor 3,5 dari 5 bintang untuk Kedai Tua Baru.
Baca juga: Omnivoro Ciputra World, Fusion Cafe untuk Para Omnivora

Nadia Sabila adalah seorang jurnalis yang menggandrungi travelling dan makanan pedas.
Profil Selengkapnya >>