Hujan Sepasar Kata
04 Oct 2016 View : 2238 By : Niratisaya
Hujan
hujan,
biarkan ia turun
menghujani,
menghujat seluruh kerat
sisa duka yang tak lagi tersekat
biarkan ia menggantikan derasnya airmata
hingga menjadi kerak
walau,
entah mengapa…
ia tak mampu mengusir jauh
giris yang terus mengiris hati ini
Surabaya,
0307-1112
Baca juga: Me Before You - A Bowl of Warm Love Story
Sepasar Kata
Di sana, ia bersembunyi
Menyarang dalam akal
Menilik hidup dari penglihatan
Mencuri lewat pendengaran
Lamat-lamat
Ia menampakkan diri
Lewat serentetan untaian bahasa
Bersalut kalimat, melapisi bujukan
Sementara hati,
yang lama menghilang dari ingatan,
dalam kesepiannya terbungkam tangan logika
Surabaya,
250916
Baca juga: Kabut Rindu
Duka Ada
berbalut sulam kelam
di batin yang dirajam
dia
berdiri sendiri di temaram
pagan dalam ke-agam-an
dia dan
dukanya yang kini tak lagi berkawan
juga angannya yang tak henti mengembara, berkubang
berputar bagai kehilangan arah
dia terjebak
di rintih-rintih yang tak kunjung menghentikan erangan
atau mungkin erangan berusaha melepas rintih, namun enggan
karena duka ada
sebagai rasa yang mengikat dirinya dan cinta
yang masih tak ingin dilupakannya
Surabaya,
0707-1016
Baca juga: Akhir di Ujung Kisah Cinta
Sumber ilustrasi header: rikkatikalp.com (Rain of Words karya Kelime Yağmuru)
Sumber ilustrasi puisi: ronkjones.com dan deviantart.com

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.
Profil Selengkapnya >>