Perpustakaan Balai Pemuda Surabaya
15 Jan 2015 View : 18970 By : Niratisaya
Edisi nongkrong asyik Artebia kali ini berbeda, Artebianz. Kalo biasanya saya membahas tentang cafetaria, restoran, dan taman, kali ini saya mengulas tentang Perpustakaan Balai Pemuda Surabaya.
Artebianz yang tinggal di Surabaya mungkin sudah tahu di mana Balai Pemuda. Nah, untuk Artebianz yang masih baru di Kota Pahlawan atau hendak berkunjung di ke sini, saya akan memberitahu letak perpustakaan milik Pemerintah Kota ini.
Cukup mudah untuk mencapai Perpustakaan Balai Pemuda Surabaya. Artebianz tinggal naik bemo V, kalau dari Terminal Joyoboyo. Kemudian, bilang saja kalau Anda turun di perpustakaan yang dulunya adalah gedung dansa Belanda ini. Setelah sampai, Artebianz tinggal mencari gedung informasi pariwisata, kemudian berjalan lurus ke pelataran belakang. Nah, di ujung Artebianz akan menemukan Perpustakaan Balai Pemuda yang berhadap-hadapan dengan masjid Balai Pemuda.
Meski sering datang ke Balai Pemuda sejak SMA, tapi baru dua tahun ini saya mengunjungi perpustakaan ini. Kesan pertama saya saat memasuki perpustakaan ini adalah “tenang banget, ya?”
Yes, I know, Artebianz; perpustakaan memang lumrahnya tenang. Tapi yang membuat saya berpikir seperti itu adalah penampakan beberapa pengunjung yang ajaib. Namun masih bisa menjaga volume suara walau mereka berjungkir balik nggak keruan untuk sekadar selfie. Dan pada detik itu juga, saya jatuh hati pada perpustakaan yang dulunya merupakan Gedung Bioskop Mitra ini.
Maksud saya, nggak semua perpustakaan sebebas Perpustakaan Balai Pemuda yang mengizinkan pengunjungnya bersikap aneh. Dan, walau aneh, pengunjung itu masih bisa menjaga sikap. Seakan ada toleransi tanpa kata.
Dan terakhir kali saya mengunjungi Perpustakaan Balai Pemuda, petugas perpustakaan tengah mempersiapkan pojok kebudayaan. Saat itu yang disiapkan adalah pojok untuk kebudayaan Korea Selatan. Entah apa program ini akan berganti-ganti tiap beberapa bulan, atau hanya saat itu saja saya tidak tahu.
Menjadi Anggota Perpustakaan Balai Pemuda Surabaya
Untuk menjadi anggota perpustakaan ini Artebianz yang penduduk Surabaya tidak ditarik biaya. Cukup menyerahkan fotokopi KTP dan mengisi biodata.
Sementara untuk penduduk luar Surabaya, selain fotokopi KTP dan mengisi biodata, Anda diminta deposit Rp. 100.000.
Asyiknya Nongkrong di Perpustakaan Balai Pemuda Surabaya
Yang membuat saya merekomendasikan Perpustakaan Balai Pemuda sebagai tempat nongkrong adalah:
- Karena saya suka membaca dan perpustakaan ini punya nuansa yang pas sebagai perpustakaan umum. Anda bisa masuk tanpa terintimidasi oleh petugas galak.
- Banyak ruangan dan spot untuk para pengunjung dengan kebutuhan atau kebiasaan masing-masing. Yang suka selonjoran bisa memilih spot yang saya namakan “pojok gegoleran”. Spot ini ada di bagian dalam sebelah kiri bersebelahan dengan beberapa meja untuk mereka yang suka duduk, serta meja-meja komputer yang tersambung langsung dengan internet.
see, Artebianz? Kenapa saya menyebut pojok di bagian dalam perpustakaan ini sebagai pojok "gegoleran"?
- Ada pojok bermain anak. Jadi yang punya anak, keponakan, atau adik bisa mengajak mereka ke sini. Untuk memberikan alternatif selain mal, zona-zona game, dan gamedi internet.
- AC yang dinginnya pas. Nggak membekukan atau sekadar semilir saja. For this, I really love Perpustakaan Balai Pemuda.
- Di sini, di sana, dan di mana-mana tersedia colokan. Jadi nggak usah khawatir kalo Artebianz bawa gadget dan baterenya low. Akan selalu tersedia colokan untuk Anda.
- Perpustakaan Balai Pemuda buka pagi!
Perpustakaan ini buka pukul 07.00 sampai pukul 21.00. Tapi kalau hari besar, perpustakaan tutup. Entah kenapa, hal ini membuat saya merasa Perpustakaan Balai Pemuda nggak jauh berbeda dengan rumah seorang kenalan atau keluarga.
Yang Nggak Asyik dari Perpustakaan Balai Pemuda Surabaya
Sejauh ini, saya hanya menemukan satu masalah krusial yang membuat saya nggak terlalu enjoy membaca buku di Perpustakaan Balai Pemuda, yakni koleksi buku yang terbatas dan kebanyakan kuno. Di kunjungan pertama saya dengan seorang teman, ia juga mengkritik hal yang sama. Khususnya untuk koleksi buku-buku fiksi. Oleh karena itu, saya lebih banyak menghabiskan waktu di sini untuk rapat atau menulis.
Hal ini bisa jadi karena ruangan perpustakaan yang nggak terlalu luas.
Karena ini adalah perpustakaan, tentu saja kita nggak boleh makan di dalam, Artebianz. Jadi, saran saya, Anda bisa bawa bekal dari rumah. Lebih hemat dan sekalian sambil menikmati suasana Gedung Balai Pemuda yang lumayan sejuk.
Selamat berkunjung dan nongkrong asyik di Perpustakaan Balai Pemuda, Artebianz!

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.
Profil Selengkapnya >>