Leiden, Kota Sarat Sejarah Dalam Balutan Puisi Indah

30 May 2015    View : 6652    By : Siwi Satiti


Leiden, kota yang satu ini cukup populer bagi masyarakat Indonesia. Kota yang terletak di propinsi Zuid, Holland, ini berada di antara dua kota penting Belanda, Den Haag dan Amsterdam. Kepopuleran Leiden bagi rakyat Indonesia tak lain karena keterkaitan kota ini dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Leiden juga menyimpan banyak peninggalan sejarah dan budaya Indonesia. So, bagi kamu warga negara Indonesia yang berkunjung ke Belanda, jangan lupa untuk berwisata sejarah di Leiden. Hal ini akan membawa kamu ke Indonesia tempo doeloenya Belanda.

Leiden, sebagaimana tipikal kota-kota Eropa, adalah kotanya para pejalan kaki. Bukan megapolitan dengan gedung-gedung pencakar langit dan hiruk pikuk kendaraan bermotor, tetapi kota dengan jalan-jalan berbatu, bangunan bersejarah, arsitektur indah, dan kanal-kanal yang membelah kota.

leiden kota untuk para pejalan kaki

kanal-kanal di Leiden
Kanal-kanal di Leiden, dan kota-kota lain di Belanda, memiliki fungsi sebagai jalur transportasi sekaligus rekreasi. Di musim panas, penduduk kota senang melakukan canoeing bersama keluarga dan teman. Aktivitas ini dijadikan daya tarik wisata kota-kota di Belanda pada umumnya. Berbagai aktivitas, seperti halnya olah raga air, bahkan konser orkestra, sering diadakan di kanal-kanal kota.

Dragon boat race, Leiden
(Dragon boat race, Leiden)

Leiden dikenal pula sebagai kota pelajar, tempat Universiteit Leiden (universitas tertua di Belanda) didirikan. Di universitas inilah, the founding fathers-nya Indonesia bertemu dan kemudian mendirikan organisasi yang dikenal Indische Veereniging alias Perhimpoenan Indonesia. Organisasi yang digawangi oleh Ali Sastromidjojo, Nazir Pamoentjak, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir ini banyak melakukan gerakan perlawanan terhadap pendudukan Belanda di Indonesia.

gedung tempat tinggal pelajar IndonesiaGedung pada gambar kiri, bercat putih, pernah ditempati pelajar Indonesia dan dijadikan tempat pertemuan para punggawa Perhimpoenan Indonesia dalam pergerakan melawan kolonialisme.

 

 

 

 

 

Leiden memiliki banyak museum yang menyimpan peninggalan bersejarah berbagai bangsa. Museum Volkenkunde, salah satu museum terkenal di Leiden, memiliki ruang koleksi khusus Indonesia. Koleksi ini melingkupi beragam peninggalan penting bangsa Indonesia. Mulai dari arca dewa-dewi dan raja-raja nusantara, benda seni koleksi istana, perhiasan tradisional sampai kain khas berbagai suku di Indonesia yang usianya sudah ratusan tahun.

museum volken kunde
(Museum Volkenkunde, Leiden)

arca peninggalan kerajaan singosari, koleksi museum volkenkunde(Dua arca peninggaalan Kerajaan Singosari Malang-Jawa Timur, koleksi museum Volkenkunde-Leiden)

Untuk masuk ke museum Volkenkunde dikenakan tarif 12 euro untuk dewasa dan 6 euro untuk anak-anak dan remaja. Jika memiliki kartu museum, bisa gratis masuk museum apa aja di Belanda, atau tempat-tempat dan exhibition yang menerima kartu ini. Tidak ada limit berapa kali mengunjungi museum. Masa aktif kartu 1 tahun, biaya pembuatan kartu 50 euro.

Bukan hanya itu, Leiden juga menyimpan beberapa manuskrip penting asli dari Indonesia, tepatnya di perpustakaan Universiteit Leiden (Universitas Leiden). Salah satunya yaitu La Galigo, salah satu manuskrip terpanjang di dunia. La Galigo adalah epik suku Bugis-Sulawesi Selatan. Epik ini berkisah tentang mitos penciptaan. Manuskrip ini ditulis dalam bahasa Bugis kuno menggunakan abjad Lontara.

Alasan lain mengapa berjalan kaki adalah cara terbaik menikmati Leiden adalah mural-mural puisi yang menghiasi ratusan bangunan di kota ini. Ada 107 puisi dalam bahasa dan abjad aslinya tertulis di dinding-dinding gedung kota Leiden. Tiga diantaranya berasal dari Indonesia, yakni puisi "Aku" karya Chairil Anwar, Serat Kalatidha (dikenal sebagai Jaman Edan) karya Radèn Ngabèhi Ranggawarsita, dan penggalan Elong yang berasal dari Bugis. Penggalan Elong ini ditulis dalam bahasa Bugis dan menggunakan abjad Lontara.

mural puisi Elong-Bugis(Elong-Bugis)

Menelusuri jalanan berbatu khas eropa dengan mural-mural puisi menghiasi dinding-dinding kota, serta menjelajahi warisan sejarah dan budaya Indonesia, adalah salah satu cara menikmati Leiden, Kota Puitis yang menyimpan berjuta cerita perjuangan dan sejarah Indonesia.

 

Keterangan:
Dokumentasi foto oleh Siwi Satiti

 
Tempat wisata asyik lainnya:




Siwi Satiti

Siwi Satiti memiliki hobi backpacker-an dan fotografi. Dia juga menaruh minat yang besar terhadap seni, budaya dan sejarah.

Profil Selengkapnya >>

Wisata Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Stigma dan Tradisi: Laki-laki, Perempuan... Mana yang Lebih Baik?


The Palace of Illusions: Ketulusan Cinta Para Pandawa


Pantai Konang: Pesona Di Balik Gunung Trenggalek


Thirteen Terrors: Kisah Menyeramkan di Setiap Sekolah


Lalu Abdul Fatah - Profesi, Delusi, dan Identitas Diri


Wakul Suroboyo - Berwisata Kuliner Khas Surabaya di Satu Tempat


Libreria Eatery - Tempat Pas untuk Memberi Makan Perut dan Otak


Oma Lena - Part 3


Blinded by Love - Karena Cinta Sungguh Membutakan


Basha Market Chapter 2 - Merayakan Kreatifitas Lokal


Merah Balada


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Kedua)