Pantai Kutang - Keindahan Pantai Perawan Di Lamongan

09 Sep 2016    View : 9563    By : Niratisaya


Ketika mengunjungi daerah pesisir, saya selalu suka melewati jalur pesisir. Meskipun perjalanan itu akan membutuhkan waktu lebih lama ketimbang menggunakan jalur kota dengan bantuan GPS. Ada pesona tersendiri bagi saya ketika melihat perahu-perahu di tepi pantai, menyaksikan kesibukan para nelayan, dan mengamati birunya laut. Inilah yang menjadi rutinitas saya setiap kali melewati daerah pesisir.

Namun, rutinitas ini berubah beberapa bulan yang lalu. Saya nggak lagi sekadar mengintip keindahan daerah pesisir, tapi juga langsung menikmatinya. Korban pertama saya adalah Pantai Kutang, Lamongan.

Pantai Kutang

Begitu mendengar nama ini, Artebianz pasti sudah mengerutkan dahi dan membayangkan yang aneh-aneh. Hehehe….

Sebenarnya nama pantai ini sebelumnya adalah Pantai Labuhan, mengikuti nama desa tempat pantai ini berada. Sampai akhirnya terjadilah peristiwa beruntun yang mengubah jagat perpantaian Lamongan. Tsah….

Tapi serius, Artebianz. Menurut penduduk Dusun Kentong, Desa Labuhan, nama “Pantai Kutang” diberikan kepada pantai yang masih tergolong alami dan belum kena sentuhan komersial ini adalah karena sering ditemukan kutang di pantai. Katanya sih, kutang-kutang (dan jenis pakaian dalam lain) yang banyak ditemukan penduduk itu milik para muda-mudi yang mengunjungi pantai. Sejak itu, Pantai Labuhan pun kondang dengan nama Pantai Kutang.

Waduh… apeulah ini pemuda Indonesia. Nggak cuman sampah yang ditinggal, pakaian dalam pun dibuang.

Ngomong-ngomong…. Nggak kedinginan, Mas, Mbak? Tongue Out

Baca juga: Depot Asih Jaya, Pusat Soto Lamongan

 

 

Keindahan Alami Pantai Kutang Yang Masih Perawan

Keindahan Pantai Kutang nggak kalah sama pantai-pantai di Bali lho, Artebianz. Mulai dari birunya laut sampai pasirnya yang putih. Pas lagi surut, Artebianz bisa melihat dengan jelas rumput laut. Artebianz juga bisa berfoto ria di salah satu sudut pantai dengan pepohonan. Di pojok hijau Pantai Kutang ini, Artebianz bisa memuaskan diri dan sisi narsis kamu dengan foto di pohon. Beberapa pohon memiliki posisi melengkung, seakan sudah menyiapkan diri untuk pengunjung yang ingin foto ketjeh di sana.

Selain pohon, ada juga tali yang dibentuk ayunan yang bisa dijadikan spot instagramable pengunjung.

Tentu saja, kalau kita bicara pantai, kita ngobrolin keindahannya saat matahari tenggelam.

Untungnya, Pantai Kutang adalah salah satu pantai itu. Pada saat matahari tenggelam, warna air laut yang tadinya biru kehijauan, terkena pantulan sinar matahari sore yang jingga kemerahan.

Karena Pantai Kutang dikelola oleh penduduk sekitar dan belum tersentuh sisi komersialisme, tentu saja ada kekurangan. Seperti penjual makanan. Yang menurut saya sebenarnya bukan masalah besar, asalkan Artebianz sudah bawa sendiri berikut tikar. Jadi, Artebianz tinggal pilih spot yang agak adem, ngaso sebentar dari perjalanan dan menikmati keindahan alam.

Sejujurnya, saya lebih menikmati keindahan alam yang ‘masih ketinggalan’ seperti Pantai Kutang, ketimbang Pantai Delegan yang sejajar dengan Pantai Kutang. Keindahan kedua pantai ini mungkin sama. Dua pantai ini memiliki pasir putih, berada di sekitar wilayah pemukiman penduduk, dan nggak terlalu luas.

But I find myself feeling comfortable when I was at Pantai Kutang, rather than Pantai Delegan. Selain nggak terlalu ramai, saya bisa berkonsentrasi kepada keindahan alam Pantai Kutang. Di Pantai Delegan, saya merasa ‘tersesat’ dalam semangat para pengunjung yang mengabadikan pengalaman mereka di pantai, menikmati air laut, dan berbagai semangat berlibur mereka lainnya.

Pantai Kutang

Selain itu… tempat parkir Pantai Delegan terlalu sempit. Pemerintah setempat seakan-akan sudah berkoar-koar mengenai pantai mereka, tapi belum menyiapkan fasilitas yang memadai untuk mengimbangi reaksi pengunjung.

Baca juga: Gelato Kaya Rasa di Surabaya

 

 

Pantai Kutang Dan Perjalanan Ke Sana

Untuk masuk ke Pantai Kutang, saya rasa Artebianz nggak akan mengalami banyak kesulitan. Cukup cari Dusun Kentong di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Artebianz bakal menemukan pantai indah ala Kota Lamongan ini. Cari saja pusat penjualan ikan di Brondong, lalu kamu tanya salah satu penduduk.

Simpel, kan?

Ini karena Pantai Kutang sendiri satu-satunya pantai di Desa Labuhan. Sejatinya, pantai ini cukup luas, hanya saja berbatasan dengan tambak-tambak ikan.

Pantai Kutang Sign

Untuk masuk ke Pantai Kutang, Artebianz cukup menyiapkan uang sekitar Rp2.000 sampai Rp5.000.

Seperti yang sebelumnya saya sampaikan, Pantai Kutang dikelola oleh penduduk sekitar, sehingga area parkir belum tertata dengan baik. Artebianz yang membawa mobil harus rela berjalan kaki sebelum akhirnya bisa menikmati keindahan pantai. Dan, begitu masuk ke area Pantai Kutang, ingat selalu jaga kebersihan ya, Artebianz. Jangan sampai meninggalkan sampah, apalagi kutang Laughing

Baca juga: Goa Lawah Nan Berselimut Sejarah

 

 

 

Have a great lay-backing experience, Artebianz!

N

 


Tag :


Niratisaya

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.

Profil Selengkapnya >>

Wisata Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Mengasah Rasa Lewat Kehidupan dan Gelombang Ujian


Layaknya Desserts - The Chronicles of Audy O2 Menjadi Penutup Yang Manis


Wisata Madiun Bersama Keluarga


Malam Minggu Miko Movie - Mockumentary Kegalauan Kaum Muda Indonesia


Nicoline Patricia Malina: Fotografer Cantik Muda Berbakat


Icip-Icip Seblak Zoss, Lebih Dari Sekadar Joss


Gujo Cafe Surabaya: Cangkrukan Enak Bernuansa Tradisional-Modern


Twist and Shout (Part 1)


Insya Allah - Bila Allah Sudah Berkehendak


The Backstage Surabaya (Bagian 1) : How To Start A StartUp


Sajak Malam Dingin


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Tujuh)