Goblin: The Lonely and Great God

24 Jan 2017    View : 7242    By : Niratisaya


"When a powerful desire dwells in things touched by mortal souls, they become goblin."

 

 

 

At first I didn’t have any intention to watch this drama, seeing the mellow and sad ambiance that I caught when I saw the poster. Until I was enticed by Gong Yoo’s sad smile in the poster. Blame it on Facebook and Iflix that continuously brought the poster in my timeline. And yeah… judging from this review, you could see that I was fell into the trap. Perhaps, I longed to see Gong Yoo once again in drama, not only in theatre.

Poster GoblinIni lho, poster yang mellow itu. Sumber: allkpop.com

However, after ‘tasting’ the first five episodes, I was tempted to write Goblin’s review, or Dokkaebi in Korean. Yet, considering my past experience with W: Two Worlds, I decided to wait until the last episode to resolve my feeling so I could see clear and had better judgement on this drama.

Yak! Mari berhenti berbahasa Inggris dan mulai review Goblin: The Great and Lonely God.

 

 

Goblin: A Bite of the Story

Goblin bercerita tentang seorang jenderal zaman Kerajaan Goryeo, Kim Shin (Gong Yoo), yang selalu mendapat perintah dari rajanya yang masih muda untuk mengamankan daerah perbatasan, Wang Yeo (Kim Min Jae).

Kim ShinThe ever so cool and gallant Gong Yoo Oppa.

Sebagai kakak ipar raja, Kim Shin seharusnya mendapatkan jabatan yang lebih tinggi di istana. Namun, dia justru dipaksa untuk berjauhan dengan sang adik, Kim Sun (Kim So Hyun). Ini semua berkat hasutan Park Jong Heon, penasihat istana, yang menggunakan prestasi Kim Shin sebagai bukti bahwa jenderal Goryeo tersebut berusaha untuk merebut perhatian rakyat dengan mengalahkan reputasi Wang Yeo sebagai raja.

Wang Yeo bahkan memberikan pedang kepada Kim Shin untuk membunuh dirinya di medan peperangan, tapi Kim Shin menolak perintah Wang Yeo. Sebaliknya, Kim Shin terus membuktikan pengabdiannya kepada Wang Yeo dengan menjaga perbatasan Goryeo. Dan, sekali lagi, dia kembali ke kerajaan dengan membawa kemenangan. Memaksa Wang Yeo untuk mengambil langkah paling drastis: menghabisi keluarga Kim Shin guna memaksa jenderalnya itu menyerah.

Royal FamilyAda Artebianz yang bisa menebak di mana Park Jong Heon (versi lain where's Waldo)?

Kim Shin yang nggak ingin seluruh keluarganya meninggal, memutuskan untuk menerima hukuman mati dari Wang Yeo atas tuduhan makar yang sama sekali nggak dilakukannya. Tapi, ini bukan berarti Kim Shin menerima tuduhan itu sendiri. Sembari membawa dendam dan kesedihannya, Kim Shin bersumpah untuk membalas kematian keluarganya—terutama adik semata wayangnya.

Sumpah yang diucapkan Kim Shin menjelang meninggal dan pedangnya yang tertancap di dada pria itu, membuat Kim Shin menjadi seorang dokkaebi, alias goblin. Makhluk dalam mitologi Korea yang dikenal banyak akal, mampu memanggil kekayaan, sekaligus lahir dari barang-barang yang terbuat dari besi. Seperti Kim Shin.

Goblin

Waktu berlalu, Kim Shin tetap abadi dalam dendam dan kesendiriannya. Sebuah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, berikut kutukan bahwa dia akan mengingat semua kematian orang-orang yang disayanginya. Untuk menghabiskan waktu, sekaligus membuktikan bahwa dia bisa mengabulkan permintaan dan menolong manusia—satu hal yang menurut Kim Shin nggak pernah diterimanya—lebih baik dari Tuhan.

Baca juga: Cheese in the Trap

 

Satu hari, dia mendengar seseorang meminta tolong. Dia adalah Ibu Ji Eun Tak (Park He Von). Semula Kim Shin enggan menolong. Tapi setelah mengetahui bahwa Ibu Eun Tak bukan meminta tolong agar pria itu menyelamatkannya, Kim Shin pun mengabulkan permintaan Ibu Eun Tak.

Eun Tak (Kim Go Eun) yang nggak seharusnya lahir pun terlahir dan hidup. Bersama kelahirannya, Eun Tak membawa keajaibannya sendiri: dia bisa melihat hantu. Yang lebih penting dari itu, dia terikat takdir dengan Kim Shin sebagai pengantin goblin.

Shillang Shinbu DokkaebiGoblin Couple

Kim Shin yang sudah menunggu pengantinnya selama 900 tahun lebih nggak semudah itu percaya kepada Eun Tak, yang mendadak muncul dan mengatakan bahwa dia pengantin Kim Shin. Sampai akhirnya, Eun Tak mengatakan apa yang dilihat dari Kim Shin.

Bukan wajah tampan, tubuhnya yang tinggi, atau selera berpakaian pria itu yang tinggi. Tapi pedang besar yang tertancap di dada Kim Shin.

GeumPark Bo GEUM jadi penghalang cinta Kim Shin dan Eun Tak

Meski sudah menemukan pengantinnya, takdir Kim Shin nggak menjadi baik. Setelah 900 tahun, kematian justru menghampirinya. Bukan dalam sosok Grim Reaper (Lee Dong Wook), teman serumahnya, atau grim reaper lainnya. Tapi dari Eun Tak, yang ditakdirkan untuk mencabut pedang yang masih tertancap di dada Kim Shin.

Eun Tak menolak takdirnya itu begitu mengetahui bahwa jika dia mencabut pedang di dada Kim Shin, maka pria itu akan lenyap dari dunia. Di sisi lain, kalau Eun Tak nggak mencabut pedang itu, maka dia akan mati—sesuai takdirnya sebagai anomali di dunia grim reaper.

Grim ReaperWaspadai cowok ganteng dan pucat yang menawarkan teh di cawan ya, ArtebianzLaughing

Terjebak di antara takdir mereka yang berlawanan ala the fault in our stars seperti dalam salah satu karya Shakespear, Eun Tak dan Kim Shin berusaha mempertahankan cinta mereka.

Sementara itu, konflik dalam drama Goblin semakin mengental ketika satu per satu sosok di masa lalu Kim Shin mulai bermunculan. Mulai dari Park Jong Heon, Kim Sun (versi dewasanya diperankan oleh Yoo In Na), hingga Wang Yeo.
Apa yang akan dilakukan oleh Kim Shin?

Apa sebenarnya yang ingin disampaikan Tuhan kepada Kim Shin?

Buckweath Field

Baca juga: Vampire’s Flower



Goblin: The Great Things About This Drama 

1. Well-built Characters

Talking about drama, some might interest in the story, while others focused on the characters. Secara pribadi, saya tertarik kepada karakter dan perkembangan mereka. Alasannya sederhana: karakter/tokoh adalah akar dari sebuah cerita. Karena itu, yang pertama pengin saya bahas di sini adalah karakter-karakter Goblin.

Late KingSumber: dramabeans.com

Misalnya sosok Kim Shin. Dia diceritakan sebagai sosok yang memegang setia janjinya. Sebelum Wang Yeo memberikan perintahnya kepada Kim Shin agar mengorbankan diri, Kim Shin sudah lebih dulu berjanji kepada kakak Wang Yeo, raja sebelumnya, untuk menjaga Wang Yeo dari pengaruh buruk Park Jong Heon. Demi menjaga keselamatan Wang Yeo, si kakak bahkan mengeluarkan titah agar adik Kim Shin menikah dengan adiknya.

Sikap ala ksatria ini bertahan bahkan ketika Kim Shin berusia lebih dari 930 tahun. Dia menjaga janjinya kepada Ibu Eun Tak untuk menjaga Eun Tak. Dia juga menjaga janjinya kepada Eun Tak, meski banyak yang harus dilaluinya. Kim Shin bahkan tetap menjaga janjinya setelah 900 tahun lebih.

Grim Goblin
Sumber: allkpop.com 

Tokoh lain yang ditulis dengan baik adalah Sunny (Yo In Na). Pemilik restoran tempat Eun Tak bekerja paruh waktu ini adalah salah satu sosok yang paling konsisten. Kepribadian Sunny terlihat terutama saat dia berhadapan dengan bibi Eun Tak.

Auntie vs Sunny

Bibi Eun Tak  :  I'm not a customer. Call the owner. Now. It's urgent.
Sunny :  Speak up, then. This young lady is the owner.
Bibi Eun Tak :  Are you the owner? I'm Eun Tak's Aunt. You... Who give you the right to put my precious niece work?
Sunny :  She didn't look precious.
Bibi Eun Tak :  What?!
Sunny :  Do you know what "lonesome" means? She's like that.
Bibi Eun Tak :  What do you mean? She's what?
Sunny  Her name's Ji Eun Tak.
Bibi Eun Tak :  What are you saying?
Sunny :  It's okay. I had to look it up, too.
Bibi Eun Tak :  Why do you keep talking to me like I'm younger than you?
Sunny :  I hate it when people are so inconsiderable too. You should be considerate. 
Bibi Eun Tak :  What?! What's wrong with you? 
Sunny :  By the way, your precious niece should be at school. Why are you here? 

Dari percakapan antara Sunny dan bibi Eun Tak, Artebianz mungkin juga bisa menebak kalau Sunny adalah sosok wanita yang berkepribadian kuat, mandiri, logis, nggak gentar melawan siapa pun, dan pandai bersilat lidah.

Alih-alih menelepon Eun Tak dan menanyakan tentang kebenaran ucapan bibinya, menyuruh gadis itu kembali, atau yang terburuk memecat Eun Tak. Dengan cerdas, Sunny bisa membaca karakter bibi Eun Tak. Kemudian, Sunny dengan sigap bisa menanggapi bibi Eun Tak tanpa benar-benar mencampuri urusan keluarga Eun Tak.

Sosok lain yang ditulis dengan baik adalah The Grim Reaper—Si Pencabut Nyawa.

Grim Reaper
Sumber: allkpop.com

Dalam Goblin, seorang pencabut nyawa diceritakan sebagai seseorang yang berdosa besar. Mereka dihukum dengan kehilangan ingatan, emosi, dan identitas. Tapi, mereka mampu membaca masa lalu setiap orang yang bersentuhan dengan mereka. Walhasil, setiap pencabut nyawa cenderung kesulitan untuk berinteraksi, kecuali dengan sesama pencabut nyawa, sementara mereka harus hidup di antara manusia. Bukan hanya karena tugas mereka.

Saya punya kecurigaan penyebabnya adalah karena Tuhan ingin para pencabut nyawa kembali mempelajari kehidupan. Juga menghadapi dosa mereka. Artebianz pasti tahu pepatah Inggriswhat goes around, comes around”, kan? Setiap hal di dunia ini saling memengaruhi. Termasuk setiap kata yang kita ucapkan, keputusan yang kita ambil, dan setiap sikap yang kita tunjukkan. Seperti Pencabut Nyawa kita ini, yang harus kembali mempelajari bagaimana menjadi manusia saat jatuh cinta.

Dan karakter yang paling menarik adalah....

SamshinSumber: amino.com

 Baca juga: Sebuah Wajah, Sebuah Rasa

 

2. Compact Plot and Story

Umumnya drama seri yang terdiri dari 16 episode memiliki satu cerita utama dan satu, atau lebih, cerita pendukung. Tapi hanya sedikit yang memiliki kepadatan cerita dan kualitas penceritaan seperti lapisan bawang. Lebih sering cerita utama lebih kuat dan mendominasi.

I could and dare say that Goblin was different.

Grim ReaperBeda, karena bisa membuat Lee Dong Wook tampil ala nenek si Tudung Merah.

Dalam drama Goblin, Artebianz akan dibuat penasaran dengan latar cerita Kim Shin dan polemik di Kerajaan Goryeo 900 tahun lalu, yang membuat drama ini layaknya sebuah epos dan fantasi. Sementara itu, jalinan cerita Kim Shin dan Eun Tak menyajikan cerita romance, drama, sekaligus komedi—bersama bromance ala Kim Shin dan Grim Reaper. Tanpa kehilangan fokus atau merasa bosan dengan salah satu cerita.

Grim GoblinIni salah satu contoh benci yang berakhir cinta.

Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh jam terbang Kim Eun Seok sebagai penulis drama. Artebianz pasti tahu dong, kalau Penulis Kim adalah penulis sama yang melahirkan drama paling menghebohkan di 2016: Descendant of the Sun.

Seperti drama pendahulunya, penonton dibuat terpana pada setiap subplot dalam Goblin—pada setiap tokoh prianyaTongue Out

Tentu saja, karena market drama ini adalah penonton perempuan, karakterisasi Eun Tak terkesan lemah di antara tokoh-tokoh lainnya (Goblin, Grim Reaper, Sunny yang tegas dan logis, bahkan Deok Hwa—yang menyimpan misterinya sendiri).

Deok Hwa

Beruntung, Kim Eun Seok menempatkan setiap karakter ‘mediocre’ Eun Tak dengan baik dan tepat. Instead of becoming another Bella or Cinderella, Eun Tak comes out as a fresh and refeshing character among the depressing story.

Selain itu, peran Kim Go Eun bisa jadi ada hubungannya dengan sosok Eun Tak yang menyegarkan. She’s the new thing in South Korean drama world, so I don’t have to see the same regular faces

 

3. Cinematic and Computer Graphic Technique

Nggak banyak drama Korea yang menghadirkan technique cinematic ala film. Saya pertama kali melihatnya di W: Two Worlds dan terpesona, lalu di Goblin. Kedua drama seri tersebut sama-sama menggunakan tone dan computer graphic dengan baik.

Kalau boleh jujur, saya lebih merasa nyaman dengan Goblin yang memiliki pace cerita tertata. Sehingga meski cerita drama yang disutradari oleh Lee Eung Bok, Kwon Hyuk Chan, dan Yoon Jong Ho ini berlapis, saya nggak merasa jenuh atau pengin rehat sebelum ‘menghabiskannya’.

Salah satu technique cinematic dan computer graphic yang saya suka ada di episode 1. Saat Kim Shin mengejar jendral(?) musuhnya, mengarahkan pedangnya ke arah lawannya itu hingga membuatnya terjatuh. Ketika itu, kamera nggak menunjukkan sosok jendral itu lagi, tapi kamera terguling dan terkena semburat darah. Kemudian, kamera memperlihatkan Kim Shin yang berkuda meninggalkan medan perang dengan kudanya—memberi isyarat bahwa si jendral kemungkinan besar sudah mati.

War

One tight way to tell the audience, without really showing them the bloody and heinous scene. They had showed it before and it’s enough.

And that car slicing. Who could forget that one spectacular scene that’s followed by the grant entrance of Goblin and the Grim Reaper?

UndepaThey look so dashing and fierce in here, right, Artebianz? Source: inikpop.com

Yah… sebelum dibawa oleh aktor-aktor keren yang sama ke level meta yang naudzubillah lucunya!

DepaAnd when they reenact it... well.... Laughing



Goblin: The Not So Great Things About This Drama

Goblin di mata saya adalah salah satu drama Korea Selatan yang kompleks. Dia mampu membuat penontonnya tertawa, menangis, marah dengan interaksi para tokoh dalam jalinan cerita. Ketimbang W: Two Worlds yang sempat membuat saya ‘mabuk’ gara-gara kecepatan pace dan ceritanya yang thrilling-action packed. adalah salah satu film yang menggunakan alur penceritaan maju-mundur yang cukup kompleks.

Samshin and Eun Tak Eomma

Dari setting waktu masa muda ibu Eun Tak—sekitar tahun 90an, kalau menghitung dari setting cerita Goblin saat Eun Tak berusia 19 tahun—cerita kemudian berpindah ke zaman Goryeo. Tapi, ada juga bagian di mana cerita mengambil latar waktu tahun 70an atau 80an.

First Encounter

Perpindahan setting waktu ini bisa membuat penonton yang nggak awas saat menonton bisa kebingungan.

Selain itu, gaya penceritaan Kim Eun Seok yang menggunakan POV orang ketiga dan ominous bisa memancing kebingungan penonton. Saya sendiri sempat kebingungan sampai di episode 3—menunggu apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Penulis Kim dari lapis demi lapis cerita yang ada dalam Goblin.

Sampai akhirnya, saya memutuskan untuk menunggu cerita Goblin terus mengalir, ketimbang terus-menerus mengernyit dan bertanya-tanya.
Yah… kalau cerita Goblin bikin otak pembaca jadi keriting, saya yakin pemeran-pemerannya nggak akan bikin mata juling Laughing

Poster GoblinPoster Goblin. Sumber: allkpop.com

Hal kedua yang membuat saya kebingungan adalah saat para perompak di episode satu mengenali Kim Shin sebagai goblin. Ketika itu, Kim Shin belum menggunakan kekuatannya (mengeluarkan api birunya, mencabut pedangnya, atau matanya berubah warna)—jadi, bagaimana perompak itu tahu kalau Kim Shin goblin?

Baca juga: Another Goblin

 

 

Goblin and All of Its Glory

Bicara tentang Goblin, mau nggak mau kita pasti akan menyinggung setiap pemerannya. Dan jujur, saya nggak pernah menyukai keempat aktor utama lebih dari sekarang. I had fallen for Gong Yoo ever since I saw him in Coffee Prince, but then become extremely disappointed when I saw him in Big, which wasn’t as big as the title. It was meh.

Kemudian, Gong Yoo memilih banting setir dan menghilang di antara film-film yang dibintanginya. Salah satunya Train to Busan.

Walau terkadang saya mendapat déjà vu saya melihat akting Gong Yoo. Teringat dengan wajah polos dan polahnya di Coffee Prince

Kalau Kim Go Eun... rasanya saya belum bosan dengan akting aktor berusia 25 tahun ini. I guessed it’s because she chose the right dramas and movies. Walau Go Eun terkenal karena film Muse, saya pertama kali terpesona pada sosoknya saat menonton Coin Locker Girl, yang mengingatkan saya kepada novel Murakami Ryu (Coin Locker Baby).

Ah, singkat kata, menonton Goblin menjadi sebuah pengalaman memuaskan bagi saya dengan lapisan-lapisan ceritanya dan cara Kim Eun Seok unraveling semuanya satu per satu.

Grim Reaper vs Goblin

Ah, Goblin… sekarang apa yang harus saya tonton di akhir pekan?

Guess, I’ll go back to your first episode.



PS: I will talk about this dashing and great, yet lonely guardian more on my personal blogWink 

 

 


Tag :


Niratisaya

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.

Profil Selengkapnya >>

Review Film Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Dari Hati Ke Hati: Sepiring Kupang Dan Ketangguhan Dalam Menjalani Kehidupan


Tentang Kamu - Kisah Tentang Kesabaran Seorang Perempuan


Candi Minak Jinggo - Candi Kecil nan Istimewa di Trowulan


Warm Bodies - Menggali Kehidupan dari Kematian


Figur: Lia Indra Andriana - Dari Seorang Calon Dokter Gigi Menjadi Salah Satu Penerbit Berpengaruh


Bubur Turki Kayseri: Bubur Ayam Versi Spicey


Kopi Luwak - Nongkrong Aman Sambil Berbagi Kopi dan Gelak


Murni dan Tahun Baru


Anti-Hero - Menjadi Pahlawan dengan Tidak Menjadi Pahlawan


Literasi Desember: Literaturia, Budaya Berpikir Kritis, dan Literasi Media (Bag. 1)


Kudemi Masamu


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Kedua)