Segaris Pandang

06 Apr 2016    View : 1735    By : Tsaidun


Ya Robb,

ketika jalan ini meretas ke arah-Mu 

Banyak dan seakan sebuah irama yang harus kutulis

sebuah syair

 

Harap yang ingin kuraih,

gemerisiknya gesekan dahan

Segarnya setiap daun yang luruh dalam buaian embun

Seakan melukis rasa syukur berkepanjangan

 

Segaris Pandang 

 

Seperti sejuknya udara-Mu di pagi hari

Damai, lembut,

hingga mampu membangun setiap senyum

Merekah,

meredam kegalauan dari hati yang banyak terluka

 

Sayang, anugerah yang lebih, karunia yang melimpah

Membangunkan geliat setiap nafsu kehendak hamba

Kesadaran hakiki, pupus, terbunuh kemauan pribadi

Mereka berlomba 

 

Nada tegur-Mu, mereka dengar sebagai ujian

Manakala detak waktu terhenti,

Senyum-Mu, bak uluran kasih lewat kedua tangan

 

 

 

Surabaya

Selasa wage, 15 maret 2016

Tsaidun






Tsaidun

Tsaidun adalah seorang spiritualis yang gemar membaca buku, khususnya psikologi dan filsafat. Pria yang sempat bekerja di salah satu perusahaan internasional ini lahir dan besar di Surabaya.

Profil Selengkapnya >>

Puisi Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Stigma dan Tradisi: Perempuan, Terlahir Sebagai Penghuni Neraka


Kuntum-Kuntum Surga - Para Wanita Mulia


Candi Minak Jinggo - Candi Kecil nan Istimewa di Trowulan


Maleficent - Dekonstruksi Cinta Sejati dan Dongeng Putri Tidur


Widyoseno Estitoyo: Pebisnis Muda, Aktivis Sosial, Dan Pekerja Seni


Berkuliner Ala Foodtruck Fiesta di Graha Fairground Surabaya Barat


Pandu Pustaka: Perpustakaan Keteladanan Di Pekalongan


Twist and Shout (Part 1)


How Deep Is Your Love - Calvin Harris: Dalamnya Cinta Lewat Deep House Music


POPCON Asia Surabaya: City of Superheroes


Dor!


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Tujuh)