Petualangan bersama Einstein: Safari
08 Aug 2015 View : 2009 By : Arkana
Hello everybody. Arka’s back…!
Kali ini saya masih membahas seri buku Petualangan bersama Einstein. Benar sekali, ini adalah seri ke-4 yang bertema safari.
S-A-F-A-R-I.
Yang berarti kita akan membahas tentang hewan-hewan lucu dan unik beserta segala tingkah lakunya.
Berbicara mengenai safari, biasanya kita disuguhkan dengan berbagai jenis hewan–hewan, berkeliling didampingi tour guide atau animal keeper untuk mengenalkan hewan-hewan itu kepada kita, serta diselingi oleh sedikit sejarah mengenai asal-usul mereka. Ya, biasanya hal hal-hal tersebut yang kita ketahui.
Tetapi, pernahkah terpikir oleh kalian tentang jumlah setiap spesies hewan yang masih hidup di alam bebas, di dalam penangkaran, bahkan yang sudah punah? Almost no.
Bagaimana tidak, yang ada saat ini adalah semakin maraknya para pemburu liar yang memburu binatang-binatang untuk dijadikan berbagai koleksi, diambil bagian tubuhnya seperti; gading gajah, tanduk rusa, dan kulit harimau. Bahkan sebagian dari mereka menjual hewan-hewan tersebut demi mendapatkan keuntungan. How rude they are.
Baca juga: Petualangan bersama Einstein: Karyawisata ke Pabrik
Kembali membahas tingkah unik para hewan dan kebiasaannya. Seperti yang kita ketahui, semakin banyak jenis hewan, maka semakin uniklah mereka. Unik tingkah lakunya terhadap sesama, dalam beradaptasi, serta kebiasaan lain yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.
Layaknya para pengunjung kebun binatang, kita akan akan diberikan pemandangan dengan berbagai jenis hewan yang ada disana. Ya, mereka semua ada di mana-mana. Yang pastinya, mereka diletakkan di dalam kandang dengan tingkat keamanan yang sangat-sangat aman. Gak percaya? Coba deh liat di sekelilingmu saat berada di kebun binatang. Liat ke sebelah kanan, liat ke sebelah kiri, liat ke belakang. Mereka semua ada di dalam kandang yang sangat aman dan nyaman bagi mereka. Tak jarang dari mereka mencoba untuk menarik perhatian dari para pengunjung. Dan terkadang, kita diperbolehkan memberikan mereka makanan.
Seperti buku yang berjudul Petualangan bersama Einstein: Safari, kita diajak berkeliling dan menelusuri lebih lanjut tentang tingkah laku dan kebiasaan hewan yang ada di sekeliling kita. Jika biasanya info yang kita dapatkan hanya berasal dari tour guide di kebun binatang, buku ini juga bisa lho. Gak percaya? Mari kita simak salah satu pembahasannya.
Baca juga: Einstein Aja Ingin Tahu! (Jilid 1)
Apakah ikan paus benar-benar menyanyi?
Artebianz, kehidupan laut dan kehidupan darat sangatlah berbeda. Hewan yang menghabiskan waktu mereka di air harus mengembangkan cara-cara berbeda untuk mengindra atau mengetahui dunia mereka. Salah satu caranya adalah melalui bunyi.
Ikan paus memiliki daftar lengkap bunyi yang digunakannya, baik untuk berkomunikasi maupun untuk menemukan jalan mereka di kedalaman yang samar-samar. Akan tetapi, hanya ikan paus tertentu yang bisa 'menyanyi'.
Salah satu paus bergigi, beluga atau paus putih, begitu banyak berkicau sampai dikenal sebagai "kenari lautan". Ikan paus juga mengeluarkan suara dengan mengatupkan rahangnya keras-keras dan mengepakkan kelepak kembar di ekornya. Beberapa bunyi paus yang memekakkan telinga seperti martil menghantam trotoar.
Wow….
Ikan paus pelahap juga mengeluarkan bunyi klik, berkicau dan bersiulan seperti paus bergigi. Akan tetapi, hewan ini juga mengeluarkan erangan berfrekuensi rendah. Di antara paus bungkuk jantan, erangan memilukan ini dapat berbentuk 'nyanyian' yang bisa berlangsung lebih dari satu jam. Para ilmuwan menyebutnya 'nyanyian' karena mempunyai irama, struktur dan bagian-bagian yang diulang (seperti chorus atau refrain) dan hanya ikan paus bungkuk yang 'menyanyi'.
Tidak seorang pun tahu mengapa menyanyi atau arti 'nyanyian' si paus. Beberapa ahli mengatakan bahwa nyanyian itu membantu paus jantan menetapkan wilayah mereka atau bagian dari ritual kawin. Akan tetapi, itu bisa saja hanya tafsiran manusia akan dunia paus belum kita ketahui. Hhhii....
Baca juga: Einstein Aja Ingin Tahu! (Jilid 2)
Profil Buku Petualangan bersama Einstein: Safari
Judul Asli | : How Come? Safari |
Judul Terjemahan | : Petualangan bersama Einstein, Safari |
Diterbitkan oleh | : Scientific Press |
Ditulis oleh | : Kathy Wollard dan Debra Solomon |
Alih Bahasa | : Esther S. Mandjani |
Disunting oleh | : Dr. Lyndon Saputra & Sigit Suryanto, S.Sos |
Illustrasi oleh | : Debra Solomon |
Genre | : Pengetahuan populer |
Harga | : IDR16.900,00 |
Koleksi | : Perpustakaan pribadi |
Arkana a.k.a Laura Lidya Monica Putri adalah seorang kutu buku, Thai-Holic (penggemar Film Thailand), yang memiliki hobi menulis.
Profil Selengkapnya >>