Suckseed (Huay Khan Thep): Tumbuh Bersama Mimpi, Sahabat dan Cinta

01 Sep 2015    View : 7309    By : Arkana


Masih setiakah kalian menunggu review film-film Thailand dari Arka?

Mari kita simak film selanjutnya.

Suckseed atau Huang Khan Thep adalah film keluaran tahun 2011 dengan genre musical comedy. Film yang bertema mimpi remaja, persahabatan, dan percintaan yang dikemas sedemikian rupa dengan musikalisasi lagu-lagu ber-genre Pop Rock yang terkenal. Pada beberapa slide film yang menampilkan para pengisi soundtrack film yang cukup terkenal dengan berbagai aksi yang membuat film ini semakin bagus untuk ditonton. Latar belakang yang menggunakan tempat-tempat yang sederhana, tapi terlihat semakin menarik dengan akting para pemainnya yang sangat kocak.

Diawali dengan pengambilan nilai di kelas musik, saat itu giliran Ped untuk menunjukkan kebolehannya bernyanyi. Namun, sayangnya Ped tidak memiliki minat apalagi bakat dalam bermusik hanya bisa berdiam diri di depan kelas. Karena tidak tahu apa yang harus ia nyanyikan, maka Ern, teman sekelas Ped membisikkan potongan-potongan lirik lagu kepada Ped.

Sayangnya, Ped tidak merespons apa yang diberitahukan oleh Ern. Bersusah payah Ern memberikan satu per satu petunjuk lirik lagu kepada Ped yang telah berkeringat dingin di depan kelas karena tidak tahu apa-apa. Akhirnya Ped mendengar apa yang disampaikan oleh Ern. Tanpa pikir panjang, Ped langsung bernyanyi dengan harapan bisa duduk kembali di kursinya, karena dia cukup malu berlama-lama berdiri di depan kelas.

Seluruh penghuni kelas langsung tertawa saat Ped bernyayi. Hanya beberapa baris lagu yang ia nyanyikan yang sebenarnya ia pun tidak mengerti makna lagu itu. “Aku hanya ingin melihat wajahmu. Aku butuh kamu, cinta kamu”, itu adalah lirik yang Ped nyanyikan di depan kelas.

Baca juga: Hormones The Series Season 1: Realita Remaja Saat Ini (Part 1)

id.wikipedia.org

Kejadian memalukan tersebut membuat Ped semakin ingin tahu mengenai Ern. Ternyata Ern dan keluarganya memiliki sebuah toko kaset. Jadi wajar saja jika Ern memiliki pengetahuan yang sangat baik di bidang musik. Sejak saat itu, Ern mulai berbagi pengetahuan tentang musiknya kepada Ped. Hingga Ern meminjamkannya sebuah kaset lagu rock yang gagal dinyanyikan oleh Ped di depan kelas. Semakin hari Ped semakin yakin bahwa ia telah memiliki perasaan khusus terhadap Ern. Padahal saat itu mereka berada di kelas 6 SD.

Malam harinya, Ped langsung menuju ke tempat Ern untuk memberikan kaset yang Ern pinjamkan padanya. Ped berniat memberikan kaset tersebut karena di dalam kaset itu terdapat sebuah rekaman Ped saat latihan bernyanyi menggunakan gitar milik Khung, teman sebangkunya. Namun, apa daya, saat Ped berada  tak jauh dari rumah Ern, ternyata rumahnya tutup. Maklum saja, saat malam hari semua orang telah terlelap.

Lalu, Ped menuju sebuah telepon umum dan memberanikan diri untuk menelpon Ern secara langsung. Betapa terkejutnya Ped, yang mengangkat telepon tersebut adalah ayahnya Ern dan Ped sempat dimarahi karena tidak sopan menelepon malam-malam. Saat ditanya siapa yang menelpon ke rumahnya Ern, Ped pun menjawab “Khung”, teman sebangkunya. Karena takut dimarahi kembali oleh ayahnya Ern.

Sesampainya di sekolah, beredar kabar bahwa Khung menyukai Ern, karena Khung yang telah menelepon Ern semalam. Betapa hancurnya hati Ped, keputusannya untuk menyalahkan orang lain berimbas pada dirinya. Ped sakit hati. Ern langsung marah kepada Khung, yang sebenarnya tidak mengerti apa-apa dan hanya Ped yang mengerti kejadian sebenarnya. Namun Ped memilih diam. Saat di bandara, sebenarnya Ped ingin sekali mengakui tentang kejadian yang menimpa Ern dan mengakui kesalahannya.

Sayangnya, itu adalah hari terakhir Ern bersekolah bersamanya, karena Ern akan mengikuti orangtuanya yang pindah ke Bangkok.

Baca juga: Hormones The Series Season 1: Realita Remaja Saat Ini (Part 2)

 

Saat di SMA, Ped dan Khung tetap bersahabat dan satu sekolah. Suatu hari di sekolah mereka kedatangan murid baru yang ternyata adalah Ern. Pertemuan mereka bertiga diisi dengan mengenang kejadian-kejadian saat mereka SD dan saling berbagi cerita.

Khung mempunyai ambisi memiliki sebuah band rock di sekolahnya. Karena Khung selalu merasa kalah dengan kembarannya, Kay (leader di band sekolahnya), bukan hanya kalah dengan kemampuan Kay yang telah memiliki band di sekolah, tetapi juga soal penampilan. Kay yang lebih kalem, berbakat dan bersifat dingin. Sedangkan Khung lebih ambisius, konyol dan susah diatur.

Bersama Ped dan Ex, Khung membentuk sebuah band yang didasari oleh ketertarikan Khung terhadap Ern sejak pertama kali bertemu. Bagi Khung, kini bermain band bukan hanya untuk terkenal di sekolah. Namun untuk medekati cewek-cewek cantik, termasuk Ern.

Ped yang selalu mengikuti kemauan Khung, akhirnya mengikuti sahabatnya. Apalagi kini Ped bertemu kembali dengan Ern yang menimbulkan kembali gejolak perasaan yang telah ia kubur selama ini. Ciee….

Khung, Ped, Ex, dan Ern akhirnya resmi memiliki sebuah band. Mereka terus berlatih agar bisa bersaing dengan grup band Kay di ajang musik “Hotwave”. Kisah ini juga diselingi dengan cinta segitiga antara Ped, Khung dan Ern. Ped yang bersikap pendiam dan belum mampu untuk mengungkapkan perasaanya terhadap Ern. Namun, Khung tidak menyadari hal tersebut. Yang pada akhirnya Khung menyatakan cintanya kepada Ern secara langsung saat konser di sekolahnya berakhir. Kenyataannya, Khung ditolak mentah-mentah oleh Ern.
 
showwallpaper.com

Tanpa pikir panjang dan telah mengetahui bahwa Khung ditolak oleh Ern, Ped langsung menuju ke rumah Ern untuk menyatakan perasaannya. Dengan berbekal lirik lagu yang belum selesai ia tulis untuk band-nya, dengan lirik tersebut Ped menyatakan perasaannya kepada Ern dan menjelaskan kejadian yang menimpa Ern sewaktu SD.

Tujuan band yang awalnya untuk mendekati cewek-cewek cantik, berubah menjadi pelampiasan laki-laki. Band yang kini berisi tiga laki-laki: Khung, Ped dan Ex. Karena Ern bergabung dengan grup band Kay. Pelampiasan tersebut membuat mereka menamakan band-nya dengan nama “Suckseed”. Yang artinya band yang terdiri dari orang-orang pecundang. Selanjutnya, hubungan Ped dan Ern berhasil ditutup rapat-rapat dari Khung, karena Ped takut untuk menyakiti sahabatnya. Persahabatan mereka cukup lancar hingga saat hari-H penampilan grup band “Arena” yang digawangi oleh kembarannya Khung, Kay, membawakan lagu yang diciptakan oleh Ped.

Puncaknya, saat penampilan band Suckseed, Khung tidak menyelesaikan lirik lagunya dan memilih pergi meninggalkan teman-temannya.

Baca juga: Present Perfect: Seandainya Waktu Dapat Diputar Kembali 

 

Saat sekolah mereka mengadakan reuni, Ped kembali bertemu dengan Khung. Masih dengan perasaan yang sama seperti dulu. Sejak kejadian di Hotwave, mereka tidak saling menyapa sehingga terkesan seperti orang asing. Acara reuni dilanjutkan dengan pemutaran video mereka saat di sekolah. Semua tertawa ketika menonton video tersebu sambil mengenang masa-masa mereka di sekolah dulu.

Diselingi acara hiburan, Ped akhirnya memberanikan diri menemui Khung yang tak jauh dari temap duduknya. Khung hanya merespon beberapa pertanyaan Ped dan membuat Ped semakin tak enak hati. Setelah acara selesai, Ped akhirnya memberanikan diri menuju panggung dan membawakan sebuah lagu yang diciptakannya saat bersama Khung dan Ex, yang menceritakan tentang kumpulan para laki-laki pencundang. Dengan suara yang apa adanya, Ped lalu bernyanyi sambil memainkan gitar yang ada di panggung tersebut. Perlahan dan perlahan, Ped sudah mulai kehabisan kesabaran.

Khung tetap tak peduli padanya. Ped bernyanyi semakin keras dan membuat penonton yang hendak beranjak meinggalkan acara akhirnya melihat Ped yang bernyanyi sendirian. Mendengar lagu tersebut, Khung memutuskan untuk lari dari tempat duduknya dan pergi menemui Kay yang duduk di belakang. Khung meminta agar Kay meminjamkan pick gitarnya pada Khung. Seketika itu juga, Khung berlari menuju panggung dan bernyanyi bersama Ped. Kejadian tersebut membuat seluruh penonton terharu dan akhirnya mereka berdua berbaikan setelah kejadian bertahun-tahun silam.

writer.dek-d.comSi kembar identik yang berbeda kepribadian

Film ini mengajarkan kita pentingnya mengejar mimpi dan arti persahabatan. Diselingi dengan tingkah-tingkah konyol mereka, dan cara ‘unik’ mereka dalam berdamai satu sama lain.

Di sini, saya akan memberikan beberapa kutipan yang ada apa film Suckseed ini:

“Mungkin kita dilahirkan untuk kalah tetapi kita tidak dilahirkan untuk menyerah”

“Tetapi tidak apa-apa selama kita masih berusaha. Masih ada harapan yang menanti kita”

“Setidaknya kita akan berhasil, meski kita tidak berguna dan hidup kita sia-sia. Setidaknya kita berusaha bersama-sama”

Baca juga: Present Perfect: Seandainya Waktu Dapat Diputar Kembali

 

 

Profil Film Suckseed:

Title : Suckseed
Genre : Musical Comedy
Directed By : Chayanop Boon prakob
Country of Origin : Thailand
Original Language : Thailand
Original Release : 17 Maret 2011
Music                : Genie Records
Studio : GTH
Written by : Chayanop Boonprakob
  Tossapol Tiptinnakorn
Produser             : Jira Maligol
  Chenchonnanee
  Soonthonsaratul
  Suwimol Techasupinan
  Wanruedee Pongsittisak
Pemeran             : Jirayu Laongmanee (Ped)
  Pachara Marcel Chitathivat (Kung dan Kay)
  Nattasha Nauljam (Ern)                  
  Thawat Ponrattanaprasert (Ex)

 

stigmainc.blogspot.com

 

NB:
Pemeran Khung dan Kay dimainkan oleh satu orang, yaitu Pachara Marcel Chirathivat a.k.a Peach. Peach diminta memainkan dua peran sekaligus dengan dua latar belakang yang berbeda. Jadi, Artebianz jangan bingung ya, jika melihat mereka berdua Smile

 


Tag :


Arkana

Arkana a.k.a Laura Lidya Monica Putri adalah seorang kutu buku, Thai-Holic (penggemar Film Thailand), yang memiliki hobi menulis.

Profil Selengkapnya >>

Review Film Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Raga Senja Berjiwa Fajar: Sebuah Renungan Kemerdekaan Untuk Pemuda


When the Star Falls - Yang Terjadi Ketika Bintang Terjatuh


Teluk Biru: Sambil Menyelam Tanam Terumbu


Hormones The Series Season 2: Realita Remaja Saat Ini (Part 2)


Nicoline Patricia Malina: Fotografer Cantik Muda Berbakat


Kenikmatan Sederhana dalam Semangkuk Mi Ayam Seorang Pedagang Kaki Lima, Surabaya


Pandu Pustaka: Perpustakaan Keteladanan Di Pekalongan


Kisah Tentang Himawari


Anti-Hero - Menjadi Pahlawan dengan Tidak Menjadi Pahlawan


Literasi Februari: GRI Regional Surabaya dan Adham Fusama (Editor)


Narasi Rindu


My Toilet Prince - Pintu Pertama