Belakangan, sepasang anak muda berhasil membuat rak-rak toko buku lebih berwarna. Mereka bekerja sama dalam satu tim untuk berkarya melalui sampul-sampul buku yang mereka kerjakan untuk pelbagai penerbit besar. Hasilnya pun sangat memuaskan. Bukan sekadar menekankan pada desain, namun sebagai kutu buku, mereka juga memberi desain cerdas yang berangkat dari interpretasi teks naskah.

Suka ngobrolin buku lewat tulisan, Artebian? Suka mengulas dan mengkritisi detail yang bikin kamu gatal pengin membaginya dengan teman-teman pecinta buku lainnya, Goodreads Indonesia Regional Surabaya punya event yang cocok buat kamu: Menimbang Buku dalam Resensi.

Bermimpi jadi sastrawan mumpuni Indonesia? Mengejar target menerbitkan buku di usia muda—seperti Ken Hanggara dan Lalu Abdul Fatah? Kalau Artebian angguk-angguk dari tadi, berarti kamu wajib datang ke acara Goodreads Indonesia Regional Surabaya kali ini!

Artebian suka membaca? Salah satu penggemar Gol A Gong dan Tias Tatanka? Dan penasaran dengan dunia menulis di mata mereka berdua? Kalau ya, jangan lewatkan acara literasi di bulan Juli bersama Goodreads Indonesia Regional Surabaya kali ini!

Goodreads Indonesia (GRI) Regional Surabaya kembali dengan kegiatan literasi dan obrolan asyiknya. Kali ini, GRI Regional Surabaya mengundang Adham T. Fusama. Seorang editor dan penulis. Kapan dan di mana? Langsung klik buat baca infonya.

Bak manusia Neanderthal dan semua makhluk zaman purbakala, buku pun memiliki masa-masa evolusinya. Dari ditulis di atas lembaran daun, kayu, batu, dan berbagai alat yang nggak praktis—buku kemudian tercetak di atas kertas dan baru-baru ini berakhir di dunia digital. Berikut liputan bincang santai mengenai dunia buku dan platform digitalnya dengan Alvi Syahrin dan Ika Vihara.

Literaturia kedua dan tema "Literasi Media" menjadi salah satu festival yang nggak akan saya lupakan sebelumnya. Bukan hanya acara serba literasi, hiburan serba seni yang dihadirkan, tapi juga topik mengenai esensi literasi dan problematika kehidupan yang cukup kompleks. Namun, di sisi lain menarik untuk disimak. Penasaran? Langsung baca liputan literasi Desember Artebia ini.

Cuaca Kota Surabaya sama sekali nggak bisa ditebak akhir-akhir ini. Termasuk ketika Surabaya Youth menggelar festival literasi mereka, Literaturia, yang kedua pada tanggal 03 Desember lalu.

Pagi yang semula cerah, mendadak dibayangi oleh mendung yang menggantung pekat di langit. Namun, hal ini sama sekali nggak menyurutkan semangat panitia Literaturia yang dengan penuh semangat menyiapkan venue di salah satu sudut SUB Co., yang berlokasi di Gedung Graha Resident, Jalan Darmo Harapan No. 1.

Setelah sukses diadakan pada bulan Oktober lalu, Literaturia akan kembali diselenggarakan pada tanggal 3 Desember mendatang di Sub Co. Tierra (Graha Residen Serviced Apartments, Jalan Darmo Harapan I, Surabaya). Kali ini dengan tema besar "Literasi Media".

Satu lagi catatan literasi di bulan Oktober bersama Goodreads Indonesia Regional Surabaya dan Klub Buku Surabaya yang nggak boleh Artebianz lewatkan. Apalagi kalau Artebianz gemar membaca dan punya aspirasi menjadi penulis, karena di artikel ini terangkum diskusi santai bersama Mahfud Ikhwan, penulis Ulid dan Hujan dan Kambing.

Oktober selama ini selalu identik dengan festival horor dan hantu, mengikuti tradisi penduduk Negeri Paman Sam. Namun, Oktober tahun ini rupanya Indonesia—Surabaya khususnya—mengubah kegiatan kebiasaan tahunan ini ketika banyak kegiatan literasi diadakan hampir secara berurutan.

Menerka masa depan literasi di era digitalisasi. Di acara Rembug Kreati Penthahelix ini naga-naganya setiap peserta diajak untuk berdiskusi sekaligus menebak bagaimana nasib literasi di zaman serbadigital sekarang ini. Apakah bola kristal diperlukan di sini?