Air Terjun Tumpak Sewu Lewat Goa Tetes Lumajang (part 2)

13 Aug 2015    View : 20819    By : Nadia Sabila


Di artikel sebelumnya, Air Terjun Coban Sewu: Niagaranya Indonesia (part 1), saya membahas mengenai Coban Sewu atau Tumpak Sewu yang dipandang dari spot Dusun Jagalan, Malang. Tapi, tidak afdol rasanya mengunjungi obyek wisata air terjun tanpa main air. Dasar Coban Sewu bisa didatangi, dengan syarat, siapkan fisik dan mental yang prima! Terutama bagi traveller yang jarang mendaki gunung atau outbond (termasuk saya), kalian harus didampingi oleh pemandu atau teman yang sudah ahli mendaki. Yang pasti, Tumpak Sewu ini BUKAN objek untuk wisata sendirian. Mengapa? Berikut ini penjelasannya.

Ke Dasar Tumpak Sewu via Goa Tetes Lumajang

Salah seorang kawan saya saat itu menyebutkan bahwa air terjun Tumpak Sewu yang "sejati" berada di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, melalui Goa Tetes, dan sebetulnya, nggak jauh-jauh amat dari Coban Sewu spot Jagalan.

peta_tumpak_sewupeta ke Tumpak Sewu dari Malang Kota

Menurut kawan saya itu (dia sendiri mendapat info dari kawannya), ke dasar Tumpak Sewu melalui Goa Tetes medannya lebih mudah ditempuh dan lebih menarik. Tanpa menggubris tawaran dari "pemandu wisata oportunis" yang agak memaksa untuk mengantar kami ke Tumpak Sewu melalui "jalan tikus" yang (katanya) lebih dekat dibanding harus ke Goa Tetes dulu, kami bertolak menuju Tumpak Sewu Semeru - Goa Tetes.

Motor kami sudah melaju sekitar 20 menit dari Coban Sewu. Kami pun sudah resmi memasuki wilayah Lumajang. Di sebelah kanan jalan dari arah Malang, ada sebuah gang kampung dengan baliho besar yang meyakinkan kami bahwa itulah Tumpak Sewu "sejati". Baliho itu bertuliskan:

"Serpihan SURGA Itu (Air Terjun Tumpak Sewu) Memang Ada Di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang"

tumpak_sewuGerbang Masuk Tumpak Sewu Lumajang; Photo by: Artebia

Wow! Suatu kalimat sugesti bernada hiperbola, membuat kami makin nggak sabar untuk segera membuktikannya. Pada spanduk Welcome di bagian atas pun bahkan tercantum alamat email pengurus wisata Tumpak Sewu. Itu artinya, objek wisata ini tampaknya sudah mendapat perhatian yang sudah lebih terorganisasi dibandingkan dengan Coban Sewu spot Malang tadi.

Jarak dari gerbang itu menuju pos pemberangkatan ada sekitar 600 meter dan mobil hanya bisa masuk sekitar 100 meter dan harus di parkir di tempat parkir mobil yang ada, karena sisa jalannya sudah nggak akan muat dilalui mobil.

Baca juga: Banyu Anjlok - Pantai Bolu-Bolu - Keletekan: Sekali Dayung Dua Tiga Pulau Terlampaui

Goa Tetes

Sambil menyelam minum air, sambil menuju Tumpak Sewu, saya juga melewati Goa Tetes Lumajang yang sayang sekali untuk tidak saya ulas. Setelah berganti "kostum" dan alas kaki yang ternyaman untuk menerobos air terjun, saya dan kawan-kawan berangkat ke Tumpak Sewu melalui Goa Tetes. HTM Goa Tetes per kepala adalah Rp3.000, dan akan dikenakan biaya tambahan sekitar Rp100.000 per rombongan jika Artebianz memakai jasa pemandu wisata yang disediakan pengelola Goa Tetes.

Tantangan pertama yang kami temui: Seribu Anak Tangga. Untuk yang ini, saya tidak melebih-lebihkan, Artebianz. Kita memang harus melalui tangga tinggi, panjang, naik, turun berkelok untuk menuju Goa Tetes. Jarak tangga ke base camp Goa Tetes adalah sekitar 700 meter.

air_terjun_goa_tetesAir Terjun Tetes Dilihat dari Seribu tangga; photo by: Ale

Setengah jalan dari anak tangga itu, dari kejauhan kita akan sudah dapat melihat orang-orang "merayapi" air terjun Goa Tetes. Merayapi? Yap! Untuk menuju Goa Tetes, kita harus menaiki air terjun yang membentuk tangga-tangga alami, melawan derasnya turunan air, karena goa mempesona ini berada dibalik puncak air terjun.

Begitu anak tangga habis, kita akan menemukan pos-pos warung penjual makanan ringan. Kemudian, kita bisa memulai perjalanan mendaki air terjun dari sini. Air terjun Tetes ini tidak curam sih, ia membentuk terasering alami yang bisa didaki. Tingginya sekitar 200 meter. Meski begitu, kita harus berhati-hati, karena kita berjalan melawan arus air yang meluncur turun menapak bebatuan yang cukup licin. Salah injak batu, bukan nggak mungkin kita akan tergelincir jatuh, karena iar terjun ini didaki tanpa tali. Hindari mengunjungi objek ini saat musim hujan.

poseDi depan air terjun tetes

Setelah sampai puncak, kita harus sedikit menuruni air terjun lagi, lalu sedikti naik lagi, jika ingin mendekati goa tetes. Goa Tetes sangat indah. Stalaktit dan stalakmitnya sudah tampak menjuntai-juntai dari mulut goa. Saya dan kawan-kawan tidak masuk ke Goa Tetes, karena tujuan utama kami adalah dasar air terjun Tumpak Sewu, yang masih sangat jauh dari sini.

Baca juga: Pantai Pelang

Air Terjun Tumpak Sewu

Dari puncak air terjun Tetes, kita akan sampai di sebuah persimpangan. Ke kanan, artinya menuju Goa Tetes yang sudah tampak di depan mata, sedangkan ke kiri artinya menuju Tumpak Sewu. Di sisi kiri itu, kita tidak akan melihat sebentuk jalan, karena jalan menuju Tumpak Sewu itu adalah: menuruni air terjun dengan kecuraman hampir 90 derajat setinggi 15 meteran dengan tali alias rappelling. Ngeri kan? Nggak tuh!

air_terjun_goa_tetesPersimpangan Goa Tetes dan Air Terjun Tumpak Sewu

Baiklah, saya bocorkan ya Artebianz, saya bukan tipe orang yang lincah untuk aktivitas panjat-memanjat, bahkan bisa dikatakan saya fobia ketinggian. Berkali-kali saya menelan ludah menghadapi kenyataan pahit bahwa menuju dasar Tumpak Sewu berarti harus siap rappelling. Tuhan, menuruni air terjun tinggi dengan aliran air yang deras? Sumpah pengin nangis! Analoginya seperti anak kelas satu yang disuruh mengerjakan ujian kelas 3. Antara mungkin dan nggak mungkin.

Sebenarnya bisa saja saya membatalkan niat lalu kembali ke base camp di bawah air terjun tetes, tapi meskipun payah dalam panjat memanjat, saya bukan orang yang suka berhenti di tengah perjuangan. Terlebih lagi, teman-teman saya saat itu adalah pendaki-pendaki jempolan yang nggak diragukan lagi ketangkasannya dan nggak segan membantu serta memberi semangat. Let's smack this rock down, Guys!

Rappelling Menuju Tumpak Sewu

Di sisi kiri air terjun ada tali ban yang menjuntai hingga ke dasar. Kita harus berpegangan pada tali itu selain pada akar-akar pohon karena airnya sangat deras dan batu-batunya licin. Rappelling tanpa helm, tanpa pengaman, huh hah!

rappelling_tumpk_sewuRappelling Pertama Menuju Dasar Tumpak Sewu, Photo by: Ale

5 meter pertama: kaki kram. Jadi berhenti sejenak.
5 meter kedua: tidak cermat memilih batu pijakan hingga harus didikte.
5 meter ketiga: sukses menginjak tangan kawan di bawah saya.
Sesampai di bawah: basah kuyup dan sukses tidak sampai nangis betulan.

rappelling_tumpk_sewuRappelling Menuju Dasar Tumpak Sewu, Photo by: Ale

Tantangan selesai? Belum ...

Masih ada 1 kali panjat dinding tanah 4 meter, berjalan kaki menyusuri tengah sungai dengan melawan arus 2 kilometer, dan 1 kali memanjat tebing. Yang lebih miris, tidak ada jalan lain. Tempuh itu atau lupakan dasar Tumpak Sewu!

rappelling_tumpk_sewuRappelling Kedua Menuju Dasar Tumpak Sewu, Photo by: Ale

Sungai yang kami lalui cukup dangkal, hanya sebatas lutut hingga paha orang dewasa, tetapi arusnya sangat deras. Seorang kawan bahkan sempat hampir terseret arus karena jatuh terpeleset. Sebetulnya dia tidak mungkin tenggelam, tetapi karena panik, dia lupa bahwa dia bisa segera berdiri dengan mudah dan merasa dirinya tenggelam.

sungai_tumpak_sewuBahu membahu menyeberangi sungai Tumpak Sewu; Photo by: Ale

Baca juga: Pulau Menjangan Candu Pesona Bawah Laut

Dasar Tumpak Sewu

Perjalanan panjang dan melelahkan dihapus oleh pemandangan untaian-untaian air terjun yang sudah tampak di depan. Dentuman air menghujam tanah menghapus lelah. Here I am, Artebianz, dasar Tumpak Sewu!

air_terjun_tumpak_sewuAir Terjun Tumpak Sewu Lumajang; Photo by: Ale

Total perjalanan yang kami tempuh dari loket Goa Tetes sampai dasar Tumpak Sewu kurang lebih 3 jam. Keringat, lelah, dan (hampir) air mata terbayar sudah. Saya berhasil berdiri di tebing Air Terjun Tumpak Sewu. Di dasar air terjun ini, jika berdiri di tebing yang tepat kita juga bisa menyaksikan tempias air terjun yang membiaskan warna pelangi melingkari kita. Indah sekali.

tumpak_sewu
Tumpak Sewu Lumajang

Saat kami sampai, sudah ada beberapa rombongan di sana. Nggak terlalu ramai, sehingga cukup menyenangkan untuk berfoto. Sayangnya, sekitaran air terjun Tumpak Sewu ini baunya kurang sedap. Entah darimana asalnya, tercium bau busuk kotoran limbah di sekitar situ. Setelah puas berfoto dan berbasah-basah ria, kami pun harus kembali ke "peradaban" karena kalau sudah terlalu sore, perjalanan akan makin sulit.

air_terjun_tumpak_sewu_dan_coban-sewuKiri: Coban Sewu, Kanan: dasar Coban Sewu / Tumpak Sewu

Kembali berarti siap rappeling dan panjat memanjat lagi. Nggak apa, yang penting, pengalaman berharga dan kepuasan yang nggak ternilai harganya, sudah kita dapatkan. The amazing Tumpak Sewu had taught me a lot about bravery, sturdiness, patience, team work, and fortitude. Nggak lupa, a thousand thanks to Sisca Patricia, Mas Ale, Mas Angga, dan semua teman-teman pendaki di rombongan Tumpak Sewu yang dengan sabar membantu saya yang masih noob dalam wisata ketangkasan alam seperti ini.

Tips Mengunjungi Air Terjun Tumpak Sewu

1. Bulan terbaik untuk berkunjung: Juni - Agustus
2. Pakailah outfit yang paling nyaman untuk bergerak. Hindari pakaian yang terlalu ketat atau terlalu longgar.
3. Gunakan sandal gunung anti selip dan kuat
4. Untuk pemula, jangan sungkan untuk menyewa jasa pemandu
5. Bawalah bekal makanan yang mudah dibawa dalam ransel
6. Kemasi gadget dan makanan dengan plastik tahan air
7. Usahakan bawa uang secukupnya saja tidak perlu dompet
8. Bawa tali
9. Usahakan untuk berangkat dari Goa Tetes tidak lebih dari pukul 9 pagi.
10. Jangan tinggalkan apapun di sini kecuali jejak langkah kaki

for_artebiaDari Dasar Tumpak Sewu Lumajang for Artebia

 

-Tamat-




Nadia Sabila

Nadia Sabila adalah seorang jurnalis yang menggandrungi travelling dan makanan pedas.

Profil Selengkapnya >>

Wisata Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Takdir Dan Pertanda-Pertanda


Edwin Ruser dan KoreanUpdates - Menghidupkan Mimpi Lewat Passion


Double Spin Round - Menikmati Putaran Kehidupan


Siti - Perempuan dan Dalamnya Hati


Keep Being You - Isyana Sarasvati


Happy Squid Dan MatchaPekoe: Kuliner Unik Ala Bazar Tematik


Heerlijk Gelato


Jelajah Pantai Pacitan: Pantai Banyu Tibo


WTF Market 2.0 - Imajinasi, Mimpi, dan Masa Depan


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Empat)


Cita-Cita Dirgantara


Lepas (Tak) Bebas