Epik High's Happen Ending - Cinta dan Hubungan Antarmanusia

20 Sep 2016    View : 11234    By : Niratisaya


I can’t live without music. Musik bagi saya adalah sebuah kebutuhan, seperti udara yang kita hirup dan angin yang kita rasakan. Besar di keluarga pecinta musik dengan orangtua yang terlibat di dalamnya, saya terbiasa mendengar berbagai jenis musik sehingga saya pun menyukai berbagai jenis musik. Namun, saya mencintai musik yang bukan hanya memiliki lagu yang bisa dengan mudah diterima pendengaran saya, tapi juga berisi lirik—either poetic or really meaningful, yang mampu menyentuh hati saya atau membuat saya menggoyangkan kaki/kepala mengikuti iramanya.

Sedihnya, sejak tahun 90an, tidak banyak lagi lagu berpotensi yang diproduksi oleh para musisi. Baik musisi nasional atau internasional. Walhasil, saya terjebak dengan musisi yang sama atau lagu lama. Salah satu musisi yang saya kagumi adalah Epik High.

 

 

Analisis Happen Ending

Beranggotakan tiga orang (Tablo, Mithra Jin, dan DJ Tukutz), Epik High memproduksi album terbaru mereka yang berjudul Shoebox pada tahun 2014. Salah satu lagu mereka yang menarik perhatian saya adalah "Happen Ending". Artebianz mungkin bisa menebak dengan mudah bahwa lagu ini tentang terjadinya sebuah akhir. Dan, ketika melihat MV lagu ini yang masih bersambung dengan lagu Epik High lainnya ("Spoiler"), kamu akan mengira “Happen Ending” tentang berakhirnya sebuah hubungan romantis antara dua orang.

 


Namun, ketika membaca lirik lagu ini—dalam bahasa Inggris tentunya—Artebianz akan menyadari betapa dalam dan luas makna lagu “Happen Ending”. Seperti laguEyes, Nose, Lips”, saya akan menganalisis lagu “Happen Ending” dalam bahasa Inggris. Karena saya nggak benar-benar menguasai bahasa Korea Smile

Baca juga: Setitik Tuba

 

Happen Ending Dari Segi Lirik

VERSE 1

Lirik Korea Lirik Inggris
Malhae mwohae
Wiro batgi wihae gugeolhaji anha
Gamseongparineun jilsaek
Nan haengboge insaekhae
Don naeran mal boda sirheun mari himnae
Sul saram da
Swipge chwihago kkeuchi chujaphan na
Tukhamyeon seongjil naego paneul kkae
Joha jugeul geot gatdagado
What the use of telling you?
I won’t beg for being comforted
I hate selling my emotions
I’m stingy with happiness
Words I hate more than “you pay” is “have strength”
Alcohol, people, everything
I get drunk easily and have messy endings
I get mad easily and ruin the fun
Even when it seems like I’m so happy

Nyaris serupa dengan lirik "Eyes, Nose, Lips", "Happen Ending" juga berisi lirik sendu tentang seseorang yang mengalami patah hati. Hanya, dalam kasus lagu ini, patah hati itu dialami tokoh "Aku" berulang kali. Saking seringnya, dia sampai menutup diri seperti yang terlihat pada line 1-4. "Aku" nggak mau membagikan bebannya atau menunjukkan perasaannya.

Bisa jadi, karena berulang kali patah hati "Aku" akhirnya nggak menceritakan masalahnya lagi. "Aku" mulai kehilangan kepercayaan dirinya mengenai cinta. Kemungkinan lainnya, dia selalu mendapatkan nasihat yang sama setiap kali curhat kepada temannya—"himnaeseyo" alias bertahanlah/semangat, sementara "Aku" mungkin menganggap dirinya selalu bertahan dan berusaha bersemangat dalam menjalani hubungannya.

Alhasil, "Aku" menjadi sosok 'pahit' yang dengan mudah menenggelamkan diri dalam alkohol setiap kali menghadapi masalah, atau meledak—karena dia selalu berusaha bertahan dan bersemangat.

Mendengar kata "bertahan" kita mungkin seperti tokoh "Aku", Artebianz. Yang mengartikannya sebagai sikap diam dan menerima apa pun yang terjadi di sekitar kita, apa pun sikap yang kita terima dari orang lain (rekan, teman, keluarga, atau kekasih)—dengan harapan kita bisa mempertahankan hubungan. Namun, pada faktanya sikap bertahan itu acapkali kita barengi dengan sikap diam, tanpa menunjukkan usaha yang lebih proaktif. Seperti "Aku" yang memilih untuk berpura-pura bahagia (".... it seems like I'm happy"), dan meledak ketika dia nggak mampu menahan diri dan emosi.

Baca juga: Ode Untuk Si Bungsu

 

VERSE 2

Lirik Korea Lirik Inggris
Miwoseo jugil deusi kkeutjangeul nae
Eochapi ibyeoreun meoljjeonghi sum swineun i
Maeume mutge haneun geureon jukgo jugineun il
Mutji ma na gwaenchanheunji
Naega baraneun geon nareul darmeun musimham
On sesangi tteoneun gatjanheun cheongseung
Sarang ttawi georukhae bwatja geujeo bonneung
Utgyeo ingangwa jimseungeul nanuneun ge
Inganeul jimseung mandeuneun ge
I end things as if I hate it so much, I could kill
I’m still perfectly breathing after the break up anyway
So don’t do the thing that kills and buries the heart
Don’t ask me if I’m alright
What I want is the indifference that resembles me
The whole world is acting so damn dramatic
There’s no use in keeping track of love, it’s just instinct
It’s funny, what separates humans from beasts
What turns humans into beasts

Cinta menurut bahasa Indonesia adalah kata sifat yang menjelaskan rasa suka, kasih, dan sayang yang dirasakan seseorang kepada orang lain yang bermula dari keterpikatan dan memicu rindu dan risau ketika orang tersebut tidak bertemu, atau mengetahui kabar orang yang disukainya.

Namun, cinta juga sering kali dianggap sebagai pelarian, di mana untuk melupakan masalah dan beban hidup, seseorang—dalam kasus ini "Aku—menjalin hubungan dengan orang yang 'dicintainya'. Ini terlihat di line "I end things as if I hate it so much, I could kill// I’m still perfectly breathing after the break up anyway".

Entah "Aku" nggak mampu bertahan lagi dalam hubungannya karena dia merasa si kekasih nggak bisa memahaminya, atau "Aku" merasa disia-siakan. Akhirnya "Aku" memilih untuk mengakhiri segala hal (things) seakan dia membencinya, sehingga "Aku" terdorong untuk membunuh seseorang/sesuatu.

Namun, bisa jadi juga kebencian yang dia rasakan adalah bentuk lain cinta. Sayangnya, karena "Aku" sekadar menggunakan hubungannya sebagai pelarian dari masalah dalam hidupnya, dia gagal merasakan serta menumbuhkan patos dalam hubungannya dengan si kekasih.

Segala patah hati dan kegagalan cinta mengubah "Aku" menjadi sosok yang dingin, demi menutupi luka. Tetapi sikap "Aku" itu justru membuatnya menjadi dingin. Dia menganggap segala simpati yang diungkapkan kepadanya hanyalah sikap dramatis orang-orang sekitarnya atas apa yang terjadi (The whole world is acting so damn dramatic// There’s no use in keeping track of love, it’s just instinct). Imbasnya, "Aku" menjadi sosok dingin dan gagal mengubah cinta tadi menjadi patos, belas kasih/simpati aka compassion, dalam hubungannya.

This lack of compassion in the relationship changes "I" into a cold and unable to control his/her anger. Untuk dua line terakhir saya menangkap bahwa "Aku" menganggap orang di sekitarnya menjadi dramatis karena dia berubah menjadi dingin, sedangkan pada saat bersamaan mereka sama-sama menjadi "beast".

Kata "what" line "It’s funny, what separates humans from beasts// What turns humans into beasts", menurut sepenangkapan saya adalah patos. Patos membuat manusia, sadar atau nggak, merendahkan sesamanya dengan memberikan perhatian yang (menurut mereka) sudah tepat. Sementara ketika memberikan perhatian itu, saya merasa kita lebih sering menempatkan orang itu dalam posisi kita, bukan menempatkan diri kita dan berusaha memahami orang tersebut dan masalahnya.

Di sisi lain, ada "Aku" yang berusaha mengusir patos dalam dirinya. Tetapi, ketimbang menjadi sosok yang sakti mandraguna dan nggak bisa dilukai oleh patah hati, "Aku" menjadi sosok yang dingin. In return, dia dengan mudah menyukai orang yang disukainya/dicintainya dan mencintainya.

"Happen Ending" di sini menjadikan patos, compassion, dan cinta menjadi semacam pedang bermata dua. It can protect you and others, but it can also hurt you and others.

Baca juga: Prekuel Looking Through Rose-tinted Memory

 

REFRAIN 1

Lirik Korea Lirik Inggris
Ibeoneun dareudago
Maebeon nal sogyeobwado
Eogim eobsi
Eonjena geuraetdeusi
Kkeutnagetji
Sarangeul haneun geonji
Ibyeoreul haryeogo mannaneun geonji
Tto dasi nal chajaon
Hepeunending
It’s different this time
I deceive myself every time
But without fail
Like always
It will come to an end
Am I really in love?
Or am I dating to break up?
Once again, it comes to me
An easy ending

Pada bagian refrain, "Happen Ending" menunjukkan bagaimana "Aku" kembali terjebak dalam lingkaran setan bernama hubungan cinta. Dia yakin setiap hubungan cinta yang dimulainya akan berbeda, karena dia memiliki kekasih yang berbeda. Namun, line berikutnya justru menyangkal semua kepercayaan yang dimiliki aku:

"I deceive myself every time
But without fail
Like always
It will come to an end"

"Aku" dengan mengakui bahwa setiap kali dia memulai hubungan yang baru, pada saat yang sama, dia selalu membohongi dirinya. Sebab, setiap kali dia memulai hubungan, "Aku" sudah yakin bahwa satu saat hubungannya akan berakhir seperti yang sudah-sudah.

Pada tahap seperti ini, cinta yang dirasakan seseorang seperti "Aku" nggak akan membantu banyak. Sebab orang itu sendiri nggak meyakini apa sebenarnya yang dia rasakan? Ke mana dia akan membawa hubungan itu—selain membayangkannya suatu saat akan berakhir?

Namun, karena lebih sering "Aku" menggunakan hubungannya sebagai ajang pelarian, semua selalu berakhir pada hal yang sama: perpisahan.

 

VERSE 3

Lirik Korea Lirik Inggris
Kkaejin geourege haneun mal
Eoryeopge manna
Swipge ibyeol hal ttaemada
Suljan soge chaeun
Geu sulcheoreom tumyeonghaetdeoramyeon
Jogeumui sukchwirado itgetji
Neon geumse tto han mogeum hae
Mogeul mae cheomen hwak bultaneun neoya
Sigeul ttaen geu saram moge soesaseul geoneun neoya
Neul dareun geoya geu sarameul tteonaya haetdeon iyu
Ibyeol ihu beorimbadeun jjogeun always you
Neoegen sarangiran noreumi
Dareun nugungaegen jeonjaesanin geol moreuni
Sachiseureoun nunmullo dongjeongeul san hu
Geu bijeun daeum sarami daesin gapneun geu reason
Nuga ara mamdaero hae
Maeume deuneun saramegen maeumui bandaero hae
Cham oeropge saneun nega ani naega
Jal dwaesseumyeon joketda
Words I say to a broken mirror
Every time I difficultly start dating
And easily break up
If only things were as clear as the alcohol in my glass
There would’ve been just a slight hangover
You’re taking another sip already
Tie the noose, at first you were so on fire
But when things cooled down, you put a chain around her neck
It’s always different, the reason for leaving her
But after the break up, the one who was left behind was always you
Don’t you know that although love is just a game to you
To others, it’s their everything?
After you buy pity with those expensive tears
Other people pay your debt for you
Who knows the reason, just do whatever you want
Treat people you like the opposite of how you feel
For you, who live such a lonely life
No, for me
I hope things go well

Jika verse 1 dan 2 membicarakan antara "Aku" dan hubungannya dengan orang di sekitar, pada verse 3 "Aku" mulai membicarakan hubungannya dengan... dirinya sendiri. Ini tecermin dalam line pertama: "Words I say to a broken mirror".

Saya membayangkan pada line pertama bahwa "Aku" berdiri di depan cermin yang pecah, yang menyimbolkan bahwa ada sesuatu yang salah dalam diri "Aku" dalam pandangannya sendiri. Sesuatu yang membuatnya kesulitan memulai sebuah hubungan, tapi sebaliknya, membuat "Aku" dengan mudah mengakhiri hubungannya.

Dalam renungannya ini, "Aku" melihat dirinya sebagai orang ketiga: "Kau" yang memulai hubungannya dengan sang kekasih dengan penuh gelora (apa yang dianggap) cinta ("... at first you were so on fire"). Namun, "Aku" mulai bersikap berbeda setelah gelora (apa yang dianggap) cinta mulai mendingin. "Aku" melihat dirinya sebagai sosok yang dominan dalam hubungannya, termasuk ketika hubungan itu berakhir—"Aku"-lah yang mengakhiri hubungan tersebut. Tanpa sadar bahwa setiap kali hubungannya berakhir dialah yang selalu tertinggal (But after the break up, the one who was left behind was always you) merasakan sisa (apa yang dianggap) cinta dan kenangan atas hubungannya.

Lebih jauh, "Aku" merenungi hubungan yang selama ini dijalinnya dalam line berikut:

Don’t you know that although love is just a game to you
To others, it’s their everything?

Cinta dan patos yang mungkin sempat dirasakan "Aku", tapi karena selalu berakhir dengan patah hati dan menyisakan kepahitan dalam diri "Aku", kemudian mengubah sosok "Aku" bukan lagi sebagai seorang pecinta yang penuh kasih. Sebaliknya, justru menjadikannya sebagai orang yang ingin memenangi permainan cinta. Tanpa menyadari bahwa dalam permainan push-pulled ala cinta yang selalu terjadi di awal-awal sebuah hubungan, si (calon) kekasih bisa jadi benar-benar merasakan cinta dan simpati kepadanya. Dan, saat "Aku" menyadari semuanya, dia sudah kehilangan si kekasih dan hanya bisa menenggalamkan diri dalam duka.

Dan, dimulailah kembali semua hubungan (apa yang "Aku" kira sebagai) cintanya:

After you buy pity with those expensive tears
Other people pay your debt for you
Who knows the reason, just do whatever you want

Seperti yang ditunjukkan terang-terangan dalam kutipan lirik di atas, "Aku" kembali memulai hubungan dan mendapat kekasih pengganti lewat air matanya. Dia menarik simpati orang lain. Membuat orang lain membayar apa yang nggak dia bayar, kemungkinan besar cinta.

IlustrasiSumber ilustrasi: everydayhealth.com

Saya menangkap dalam hubungan sebelumnya "Aku" nggak benar-benar berperan aktif dalam hubungannya dan cenderung mendominasi hubungannya, karena menganggap hubungan cintanya sebagai sebuah permainan yang harus dimenanginya. Perasaan inilah yang kemudian membuat "Aku" gagal menyadari dan mengutarakan perasaannya yang sebenarnya kepada para mantan kekasihnya dan kekasih yang sedang menjalani hubungan dengannya.

Di depan cermin yang pecah itu, "Aku" menatap dirinya dan berharap....

For you, who live such a lonely life
No, for me
I hope things go well

Pada titik ini, saya menganggap "Aku" mengalami perpecahan kepribadian. "Aku" masih dalam tahapan perenungan di depan kaca yang pecah pada bagian verse ini, tapi dia memecah dirinya dan mendoakan dirinya, "Kau" yang memiliki kehidupan penuh kesepian agar bisa menjalani semuanya dengan baik. Namun, setelah menyebut tentang kesepian, "Aku" mengubah permohonannya dan menyebut dirinya kembali dengan "Aku". Seolah-olah, "Aku" enggan mengakui bahwa dia kesepian.

 

BRIDGE 1

Lirik Korea Lirik Inggris
Nan ohiryeo jal doen geot gata
Neorago dareul geon eobtjanha
Neul gateun ending
Geujeo geureon haepeuning
I hepeun ending
Mwo eojjeogesseo
I think it’s for the better
There’s no reason why it shouldn’t be for you too
It’s always the same ending
Just the same old, easy ending
This easy ending
Well, what can you do

Menurut saya, bridge pertama ini adalah justifikasi "Aku" terhadap semua hubungan yang dijalinnya dan berakhir. Bahwa semua yang terjadi, setiap hubungannya yang berakhir—khususnya yang terakhir—adalah demi yang terbaik, untuk "Aku" maupun si mantan kekasih.

Lucunya, di line terakhir, "Aku" menyebut: "well, what can you do". Kalimat "mwo eojjeogesso" bisa dipahami juga sebagai "what can I do". Namun, baik menggunkan subjek aku atau kau, kalimat itu mengisyaratkan seolah-olah nggak ada lagi yang bisa dilakukan. Sementara itu, di bagian sebelumnya "Aku" sudah jelas-jelas menyebutkan tentang dirinya yang bersikap dingin dan mengontrol mantan kekasihnya. Yang artinya, sebenarnya "Aku" nggak benar-benar melakukan apa pun yang berarti demi menyelamatkan hubungannya.

Baca juga: Kerinduan yang Patah

 

REFRAIN 2

Lirik Korea Lirik Inggris
Ibeoneun dareudago
Maebeon nal sogyeobwado
Eogim eobsi
Eonjena geuraetdeusi
Kkeutnagetji
Sarangeul haneun geonji
Ibyeoreul haryeogo mannaneun geonji
Tto dasi nal chajaon
Hepeun ending
Haepi ending
Haepi
Ani hepeun
Na
It’s different this time
I deceive myself every time
But without fail
Like always
It will come to an end
Am I really in love?
Or am I dating to break up?
Once again, it comes to me
An easy ending
Happy ending
Happy
No, easy
Me

Bagian refrain kedua sebenarnya serupa dengan bagian refrain pertama. Namun, ada tambahan:

An easy ending
Happy ending
Happy
No, easy
Me

Bagian tersebut seolah menegaskan betapa "Aku" menyadari kelemahannya. Bahwa dirinyalah yang menyebabkan segala akhir dari setiap hubungan yang dia jalin.

Kata "hepeun" (헤픈) berarti "gampangan", menurut terjemahan sopannya. Kalau ditelaah lebih jauh, "hepeun" adalah sebutan untuk mereka yang murahan. Jadi, di sini, "Aku" sudah melihat dirinya sebagai cowok murahan. Thus, the happening of his relationship will always be the "end".

ygfamilyy.tumblr.com

 

BRIDGE 2

Lirik Korea Lirik Inggris
Annyeonggwa annyeongeuro
Sijakgwa gateun mallo kkeutnaneun geon
Da iyuga itgetji
Sarangeul haneun geonji
Ibyeoreul haryeogo mannaneun geonji
Tto dasi nal chajaon
Hepeunending
From hello to goodbye
Ending things with the same word as the beginning
There’s a reason to it all
Am I really in love?
Or am I dating to break up?
Once again, it comes to me
An easy ending

Di bridge kedua yang juga menjadi bagian terakhir dari lagu "Happen Ending" ini lagi-lagi Tablo sebagai penulis lirik memberikan ruang bagi "Aku" untuk mengontemplasikan semua hubungan yang dia jalin.

Salah satu hal pertama yang membuat saya mengerutkan dahi saat memelajari bahasa Korea adalah bangsa Korea memiliki kata sapaan yang sama untuk setiap waktu: annyeonghaseyo. Nggak peduli apakah itu pagi, siang, sore, atau malam—mereka akan menggunakan kata yang sama untuk menyapa. Termasuk saat mengucapkan selamat tinggal.

Apakah ini bentuk lain yang mengisyaratkan bahwa bangsa Korea adalah sekumpulan penduduk dengan yang cukup emosional dan susah move on? Mungkin. Saya sendiri kurang tahu.

Kembali lagi ke analisis lagu, saya melihat bagian bridge ini nggak ubahnya seperti "Aku" yang berusaha memahami dirinya. Tetapi, sekali lagi gagal. Kenapa saya berpendapat demikian? Alih-alih menemukan jawaban atas pertanyaan yang sebelumnya sudah dia utarakan kepada dirinya sendiri, "Aku" justru mengulangi kembali pertanyaannya. Sedihnya, sampai di line terakhir, dia gagal menemukan jawaban selain menemukan bahwa semua yang terjadi padanya seolah sudah digariskan. Bahwa dia sudah ditakdirkan memiliki hubungan yang selalu nggak pernah awet.

Baca juga: Surealisme Hubungan Wanita-Pria dan Diri

 

 

Dari Segi Komposisi Lagu

Lagu ini mengutamakan tema mellow dan dark dalam lagunya. Karena itu, saya senang sekali ketika mendengarkan bahwa Tablo dan Choice37 sebagai komposer lagu memadukan elemen klasik lewat instrumen piano dan biola, di antara hentakan instrumen yang modern. Sebab dua instrumen yang saya sebutkan pertama nggak pernah gagal dalam meng-highlight suasana mellow dari sebuah lagu yang mendayu, seperti "Happen Ending".

Namun, selain bertema mellow, "Happen Ending" juga adalah lagu dengan genre hip hop. Jadi di antara verse lagu, Artebianz akan mendapati terkadang di dalamnya Tablo dan Choice37 menghentikan salah satu instrumen sebelum balik memainkannya bersama-sama. Tablo seakan-akan menginginkan pendengarnya mendengarkan lirik lagunya dengan baik. Subsequently, dia menginginkan agar pendengar lagu "Happen Ending" fokus pada cerita yang disampaikannya lewat lagunya.

Ini juga tecermin dari pilihan teman duet Epik High. Trio dari YG Entertainment itu memilih Cho Won-sun dari Roller Coaster untuk menyanyikan bagian refrain, yang merupakan wakil dari seluruh kesedihan dalam lagu ini. Suara Won-sun yang terdengar ringan sekaligus easy listening itu membuat lagu "Happen Ending" terdengar lebih sendu, meski nggak sepenuhnya mendayu-dayu.

Sementara itu, dalam klip YouTube yang saya pilih, Epik High berduet dengan Lee Hi yang mewakili aura gloomy dengan pilihan range suara yang rendah.

source: aminoapps.com

 

 

Happen Ending Secara Keseluruhan

Kita percaya ketika kita jatuh cinta, pada saat itu kita memberikan perhatian kepada orang yang kita cintai. Namun, pada satu titik, saya dihadapkan kepada kenyataan bahwa terkadang saat memberikan cinta kepada orang lain, kita nggak benar-benar melakukannya atas dasar patos, rasa kasih atau compassion, tapi lebih kepada karena kita menginginkan balasan yang setimpal.

Ambil contoh sosok "Aku" dalam lagu "Happen Ending" yang kerap kali jatuh cinta, tapi juga kerap mengalami patah hati. Saya merasa ketika "Aku" jatuh cinta, dia bukan sekadar memiliki ketertarikan kepada orang tersebut. Pada saat yang sama "Aku" juga mengharapkan pengertian, simpati, perhatian orang yang (dikiranya) dia cintai. Ketika yang terjadi nggak sesuai dengan pengharapan "Aku", dia pun dengan mudah mengakhiri hubungannya.

"Happen Ending" kemudian dengan sukses membuat saya memikirkan kembali makna cinta dan mengapa orang bisa jatuh cinta.

Menurut pandangan saya cinta bukan sekadar tentang bagaimana kita mencintai seseorang (menurut cara kita), tapi juga tentang bagaimana mencintai orang tersebut sesuai dengan kepribadiannya. Tanpa memaksakan pengharapan yang terlalu tinggi atau nggak sesuai dengan orang yang kita cintai.

Baca juga: Di Denting Garpu Sendok dan Piring

 

 

 

Sumber terjemahan lirik Happen Ending: kpoplyrics.net


Tag :


Niratisaya

Niratisaya a.k.a Kuntari P. Januwarsi (KP Januwarsi) adalah Co-Founder Artebia yang juga seorang penulis, editor, dan penerjemah.

Profil Selengkapnya >>

Review Musik Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Stigma dan Tradisi: Laki-laki, Perempuan... Mana yang Lebih Baik?


Ikan-Ikan dari Laut Merah - Ekspresi Tasawuf dalam Sastra Sufistik


Wisata Madiun Bersama Keluarga


Orange Marmalade: Saat Cinta Tidak Memandang Dunia (2015)


Lalu Abdul Fatah - Profesi, Delusi, dan Identitas Diri


Rujak Cingur Ala Bu Dah


Oost Koffie & Thee - Rumah Kopi dan Teh yang Menawarkan Lebih Dari Kenyamanan


Balada Sebuah Perut


Kataji - Awal Mula Saya Terpikat pada Yura


The Backstage Surabaya (Bagian 1) : How To Start A StartUp


Di Denting Garpu Sendok dan Piring


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Empat)