Halusinasi

19 May 2017    View : 3497    By : Nurhidayah Tanjung


Dirambati kubangan rindu yang menjelma menjadi syahdu

Dengan helaan yang melanda, dan lewat tawa yang sayup

Seraya meniti jalan berliku

Erat bait lengkungan senyum terlukis di wajah sang asmara

 

Semu merah, lekuk wajah merona

Sekejap memantulkan bait cerita

Lalu menguap ditelan mata sang pujangga

Terluap sudah segenggam rindu atau seribu bisikan kalbu

 

Hingga gurat halusinasi menghampiriku sayu

Rasanya agak buram

Aku mencecapi makna yang tersaji

Dilahapnya kisah-kisah masa laluku

 

Dikunyah, dilumat, dimuntahkannya kembali

Di depan wajahku yang panas dengan bara

Sumpah serapah terukir jelas, mendayu-dayu melewati telingaku yang mendadak panas

 

Berhenti bergurau pecundang!

Berhentilah mengkhayal!

Kau hanya seonggok rasa, di tengah pergulatan cinta.

Berhentilah menjadi makhluk bodoh!

 

 

Sumber header: mandyleft.deviantart.com

 


Tag :


Nurhidayah Tanjung

Nurhidayah Tanjung adalah dara berdarah Medan yang berkuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi, yang cinta mati kepada kegiatan menulis.

Profil Selengkapnya >>

Puisi Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Ayah Dan Hari Ayah


Lalu Abdul Fatah - Profesi, Delusi, dan Identitas Diri


Tentang Gaya Penceritaan Orizuka - Dari Manisnya Cinta Sang Pangeran Hingga Pahitnya Skripsi (I)


The Voices - Komedi Kelam tentang Suara-Suara di Kepala Kita


Happy - Mocca Band (Dinyanyikan Ulang Oleh Aldin)


Dari Surga Belanja Menjadi Surga Makanan, Kedai Tunjungan City


La Ricchi - Gelato Kaya Rasa di Surabaya


Misteri serta Sejarah Jatimulyo dan Mojolangu, Malang (Bag. 2)


WTF Market 2.0 - Imajinasi, Mimpi, dan Masa Depan


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Ketiga)


Oma Lena - Part 2


Masa (I)