The Imitation Game - Menginspirasi Banyak Orang Tentang Makna Perbedaan

08 Jun 2015    View : 29236    By : Amidah Budi Utami


Artebianz, ini adalah film terfavorit saya nomer satu. Saya jatuh cinta pada tokoh Alan Turing yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch. Saya menyukai setiap detail film ini dari awal sampai akhir, dan oh Tuhan, Benedict memerankannya dengan sangat baik. Oh Tuhan, tolonglah aku karena aku telah jatuh cinta! Hehe :)

Kadang rahasia dari sebuah realita itu lebih mencengangkan dari segala macam cerita rekaan manusia, dan kisah Alan Turing adalah salah satunya. Saya yakin masih banyak kisah nyata lain yang masih tetap menjadi rahasia karena bertabrakan dengan berbagaimacam kepentingan. Mungkin memang harus seperti itu agar bumi tetap berputar pada porosnya.

Baiklah, dari pada saya ngomong ngalor ngidul nggak jelas, sebaiknya kita fokus membahas filmnya langsung. The Imitation Game adalah sebuah film bergenre biographical-historical-thriller yang diangkat dari sebuah buku berjudul "Alan Turing: The Enigma" karya Andrew Hodges. Film dan buku ini diangkat dari kisah nyata Alan Turing, seorang profesor dan Ahli Matematika di Inggris dan penemu mesin Turing (bentuk awal sebuah komputer) yang memiliki kehidupan pribadi yang kontroversial pada saat itu.

 


Spoiler Alert

Artebianz, untuk film yang satu ini, saya akan membahasnya blakblakan. Tidak ada yang akan saya tutup-tutupi karena itu terlalu menggemaskan dan saya tidak tahan. Jadi untuk kamu yang ingin mendapatkan kejutan langsung dari filmnya pertimbangkan lagi untuk tidak meneruskan membaca review saya.

Baca juga: Guru Bangsa Tjokroaminoto

 


Sinopsis The Imitation Game

Seperti yang tercatat di buku pelajaran sejarah, pada tahun 1939 terjadi Perang Dunia II antara Jerman dan Sekutu. Seorang profesor matematika, Alan Turing, melamar pekerjaan di Angkatan Laut Kerajaan Inggris untuk membantu memenangkan perang. Salah satu strategi yang ditempuh untuk memenangkan perang adalah dengan memecahkan kode enkripsi Enigma, alat komunikasi Jerman.

enigma

Enigma adalah salah satu teknologi tercanggih dan sulit dipecahkan saat itu. Enigma mengirim pesan melalui gelombang radio yang bisa didengar oleh semua orang yang mempunyai alat penangkap gelombang. Namun semua pesan yang terdengar tak bermakna karena telah dienkripsi. Hanya orang yang tahu pengaturannya saja yang bisa mengurai makna pesan yang terkirim. Dari jumlah motor dan kabel yang terdapat di Enigma, Hugh Alexander (diperankan oleh Matius Goode), rekan kerja Alan, memastikan ada 159.000.000.000.000.000.000 kombinasi pengaturan Enigma. Mereka harus mencobanya satu per satu. Namun sialnya kombinasi pengaturannya selalu berganti setiap hari, tepatnya setiap pukul 12 malam. Sebuah pekerjaan yang mustahil diselesaikan dengan kecepatan manusia tentunya. Oleh karena itu, Alan Turing memiliki gagasan untuk menciptakan sebuah mesin yang berfungsi mendeskripsikan kode Enigma yang berkali-kali lebih cepat dari kemampuan manusia.

christopher-universal mechine

Pada awalnya, semua orang menganggap gagasan Alan mustahil diwujudkan. Selain memerlukan pembiayaan yang sangat mahal dan waktu pengerjaan yang lama, semua orang menganggap usaha Alan hanyalah sebuah usaha yang sia-sia sedangkan korban perang terus berguguran. Selain memiliki gagasan yang tidak biasa, Alan juga dikenal memiliki kepribadian aneh.

Alan sangat individualis dalam bekerja dan tanpa basa-basi saat bicara dengan siapapun. Sempat beberapa kali bersitegang dengan rekan kerjanya dan beberapa kali mendapat ancaman akan dipecat oleh Komandan Danniston (diperankan oleh Charles Dance) sampai akhirnya seorang gadis bernama Joan Clarke (diperankan oleh Kiera Knightley--salah satu aktris favorit saya yang wajahnya mengingatkan pada salah satu dosen saya) bergabung dalam tim.

Joan adalah satu-satunya anggota tim yang bisa akrab dengan Alan. Ketika tak seorang pun bisa terkoneksi dengan Alan, Joan malah menjadi satu-satunya orang yang bisa terkoneksi dengannya. Pada akhirnya Joan yang membantu mengakrabkan Alan dengan rekan-rekan kerjanya, kemudian mereka menjadi tim yang sangat kompak.

Singkat cerita, tim Alan Turing berhasil memecahkan kode Enigma dan berhasil membantu Kerajaan Inggris memenangkan perang. Setelah perang berakhir, tiap-tiap anggota tim kembali ke pekerjaan masing-masing, sebagian besar dari mereka kembali mengajar di kampus, termasuk Alan Turing. Tak seorang pun masyarakat di luar mengetahui tim pemecah kode Enigma dan jasa-jasa besar mereka dalam membantu memenangkan perang.

Hingga di tahun 1951, Alan ditangkap polisi dengan dakwaan melakukan tindakan tak senonoh (hubungan intim sesama pria). Berdasarkan keputusan pengadilan, Alan harus menjalani terapi pengobatan untuk menghilangkan kecenderungan homoseksualnya. Berdasarkan gambaran dalam film, terapi ini sangat menyiksa. Dua tahun kemudian dikabarkan Alan Turing bunuh diri di rumahnya. Alan Turing, seorang pahlawan perang Inggris yang tidak pernah diakui jasanya sampai akhir hayatnya.

Baca juga: The Grand Budapest Hotel - Mereka Yang Layak Disebut "The Best Partners In Crime

 

 

Para Tokoh The Imitation Game

 

Alan Turing Sang Ahli Matematika Yang Nyentrik

Alan Turing yang diperankan aktor cakep, Benedict Cumberbatch, benar-benar terlihat cerdas dan nyentrik. Saya menyukai setiap ekspresi dan dialognya, terutama senyumnya. Lebih dari semuanya, saya menyukai karakternya yang menggemaskan yang sulit dideskripsikan dengan kata-kata. Oleh karena itu, lebih baik Artebianz menilai sendiri melalui dialog-dialognya.

Dialog Alan Turing dan Komandan Deniston saat wawancara kerja:

Alan dan komandan Denniston

Komandan Denniston : Siapa Anda?
Alan Turing : Alan Turing
Komandan Denniston : Ahli Matematika.
Alan Turing : Benar.
Komandan Denniston : Boleh kutebak?
Alan Turing : Tidak boleh. Baca saja berkas itu.
Komandan Denniston : King's College, Cambridge. Di sini tertulis kau sedikit ajaib di bagian Matematika.
Alan Turing : Aku tak yakin bisa menilai hal itu, Tuan.
Komandan Denniston : Berapa umurmu, Tn. Turing?
Alan Turing : Uh, 27.
Komandan Denniston : Dan berapa usiamu saat beasiswa S3 di Cambridge?
Alan Turing : 24.
Komandan Denniston : Dan berapa usiamu saat kau terbitkan makalah berjudul... yang hampir tak bisa kupahami?
Alan Turing : Uh, 23.
Komandan Denniston : Dan kau merasa tak memenuhi syarat sebagai anak ajaib bersertifikat?
Alan Turing : Newton menemukan teorema binomial saat usia 22. Einstein menulis 4 makalah yang mengubah dunia di usia 26. Sejauh yang ku tahu, Aku hampir tak bisa menyamai mereka.
Komandan Denniston : Astaga, kau serius.
Alan Turing : Kau lebih suka aku melucu?
Komandan Denniston : Oh, kurasa kau tak tahu apa itu hal lucu.


Dialog Alan dengan rekan timnya sesaat sebelum break kerja.

dialog sebelum makan siang
John Cairncross : Anak-anak, kami mau makan siang?
Alan Turing : (tidak ada jawaban)
John Cairncross : Alan?
Alan Turing : Ya?
John Cairncross : Kubilang kami akan makan siang.
Alan Turing : (tidak ada jawaban)
John Cairncross : Alan?
Alan Turing : Ya.
John Cairncross : Kau dengar?
Alan Turing : Ya.
John Cairncross : Kubilang kami mau makan siang. Ini sudah berulang-ulang.
Alan Turing : Apa?
John Cairncross : Aku bertanya apa kau mau makan siang bersama kami.
Alan Turing : Um, kau tak bertanya. Kau bilang kau akan makan siang.
John Cairncross : Apa aku tak sengaja menyinggungmu?
Alan Turing : Kenapa kau pikir begitu?
John Cairncross : Kau mau makan siang bersama kami?
Alan Turing : Jam berapa waktu makan siang?
Hugh Alexander : Astaga, Alan. Ini cuma sandwich.
Alan Turing : Apa?
Hugh Alexander : Makan siang.
Alan Turing : Oh, aku tak suka sandwich.
John Cairncross : Sudahlah.
Peter Hilton : Siapa yang lapar? Ayo pergi.
Alan Turing : Aku lapar.
John Cairncross : Apa?
Alan Turing : Peter bertanya siapa yang lapar. Boleh minta sup?

Yah, begitulah seorang Alan Turing. Bagi seorang penonton, mungkin karakternya lucu dan unik. Namun jika saya sebagai rekan kerjanya, mungkin akan jengkel juga.

Baca juga: Filosofi Kopi - Bukan Sekedar Adaptasi Dari Cerita Pendek

 


Joan Clarke, Perempuan yang Menekuni Pekerjaan Pria

Pertemuan Alan dengan Joan dimulai dari sebuah seleksi perekrutan anggota baru Tim Alan. Sebuah tes tentang "bagaimana seseorang mendekati pemecahan masalah yang mustahil" yang harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 6 menit. Umumnya orang meragukan kemampuan perempuan dalam hal logika dan teknik. Joan pun mendapat perlakuan yang sama dari lingkungannya. Namun Alan Turing tidak memandang demikian terhadap Joan. Alan tahu Joan memiliki kemampuan. Alan melihat Joan punya passion terhadap bidang matematika dan logika. Oleh karena itu Alan membantu Joan agar dia bisa berkarir seperti keinginannya. Joan sangat menghargai bantuan Alan untuknya.  

Alan membantu joan

Joan Clarke : Kenapa kau membantuku?
Alan Turing : Karena sekarang hanya ada satu hal penting di seluruh dunia ini. Kau mengerti? Yaitu memecahkan kode Enigma.
Joan Clarke : Tapi, Tn. Turing. Kenapa kau membantuku?
Alan Turing : Oh. Um.... Terkadang hanya orang yang tak didugalah yang bisa melakukan hal di luar dugaan.

Terlepas dari apa pun yang ada di film ini, saya mensyukuri karakter Joan Clarke yang mewakili karakter seorang perempuan yang menekuni pekerjaan pria. Saya pribadi adalah salah satu contoh tersebut. Tatapan-tatapan 'underestimate' sering saya temui. Adaptasi terhadap lingkungan adalah salah satu yang menjadi tantangan terutama di masyarakat yang masih mengotak-kotakkan lingkungan pria dan wanita.


Para tokoh Pendukung

Para pemeran pendukung di film ini pun sangat unik. Mereka memiliki berbagai macam karakter yang membuat film ini lebih dinamis dan segar. Para pemeran pendukung ini tidak mengambil durasi yang terlalu banyak namun memberi warna tersendiri di film ini.

Hugh Alexander, Rekan Satu Tim. Pemenang Kejuraan Catur Nasional Inggris ini orang yang sangat cerdas dan tampan, namun juga playboy nomer satu. Hugh banyak membantu Alan, baik dalam hal meningkatkan kemampuan mesinnya juga mencegah tindakan Komandan Denniston saat ingin memecat Alan.

John Cairncroos, Rekan Satu Tim. Di dalam Tim, John dikenal sebagai sosok yang dewasa dan mengayomi. Dia satu-satunya yang memiliki emosi yang terkendali di Tim. Namun ternyata dia adalah mata-mata Uni Soviet yang selama ini dicari-cari oleh Denniston.

Komandan Denniston, Komandan Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Sosok yang memiliki kendali dan kekuasan. Sosok yang otoriter dan tidak suka dibantah. Namun sayangnya Alan selalu memiliki pemikirannya sendiri dan bertindak sesuai dengan yang dia mau. Oleh karena itu, Denniston tidak menyukai Alan.

Stewart Menzies, Pimpinan Intelegen Militer 6. Memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dengan Denniston. Jika militer Inggris diibaratkan sebuah kepala. Stewart Menzies adalah otaknya dan Denniston adalah mulutnya. Dalam beberapa hal Stewart Menzies sering sependapat dengan Alan. Pada Akhirnya mereka (Stewart Menzies dan Alan) berkonspirasi di belakang Denniston untuk memenangkan perang.

Baca juga: The Fault in Our Stars - Secercah Kebahagiaan dalam Duka

 

 

Bagian Per Bagian The Imitation Game

 

Alan Muda dan Christopher

Film The Imitation Games ini memiliki 3 latar waktu yang saling tumpang tindih, yaitu tahun 1928 saat Alan remaja, tahun 1940-an saat terjadi perang dunia II, dan tahun 1951 saat Alan ditangkap polisi karena dakwaan melakukan tindakan tidak senonoh. Kisah Alan dan Christopher berada di frame time pertama, tahun 1928. Di masa-masa itu Alan sering di-bully oleh teman-temannya karena dia berbeda. Christopher datang membantu Alan. Alan jatuh cinta kepada Christopher karena kebaikan pemuda itu. Saat itulah Alan menyadari bahwa dirinya seorang homoseksual. Namun sebuah berita duka datang bagai petir di siang bolong. Kepala sekolah memberi kabar bahwa Christopher meninggal karena TBC dan selama ini Christopher menyembunyikan penyakitnya dari Alan.

Alan dan Chistopher

Terlepas dari semua perasaan Alan terhadap Christopher yang tidak pada tempatnya, saya pribadi menghargai persahabatan mereka. Persahabatan dua orang yang pintar, tidak populer dan tersisihkan di sekolah. Dan satu lagi yang saya tangkap dari seorang Christopher, dia adalah seorang remaja yang pemberani dan berjiwa besar. Dia membantu mereka yang lemah, dalam situasi ini adalah Alan sebagai korban bully. Juga, Christopher bersikap bahwa dia baik-baik saja padahal sedang diserang penyakit yang mematikan.


Alan Turing dan Joan Clarke

Ini adalah bagian yang paling saya sukai. Saya menyukai chemistry mereka. Mereka terkoneksi. Mereka saling memahami dan saling peduli. Saya menyukai senyum Alan saat mendapatkan jawaban memuaskan dari Joan. Saya menyukai saat Alan melamar Joan. Saya menyukai saat Alan mengaku menyukai sesama jenis pada Joan dengan ekspresi bersalahnya, sesunggguhnya dia tidak ingin menyakiti Joan dan dia sangat peduli terhadap Joan. Semua adegan dikemas secara cerdas oleh dua orang ini. Sekali lagi saya kesulitan untuk mengungkapkan dengan kata-kata.

 

Dialog saat perekrutan Joan menjadi anggota tim Alan:

perekrutan Joan menjadi anggota tim Alan

Alan Turing : Kau selesai?
Joan Clarke : Ya.
Alan Turing : Lima menit, tiga puluh empat detik.
Joan Clarke : Katamu harus diselesaikan di bawah enam menit.
(dan senyum Benedict ini mengartikan betapa puasnya dia dengan jawaban wanita ini, jangan sering-sering tersenyum nanti aku bisa meleleh).

 

Dialog saat Alan melamar Joan:

Alan melamar Joan

Alan Turing : Kuingin kau tetap di sini karena aku menyukaimu. Aku suka bicara denganmu.
Joan Clarke : AKu juga suka bicara denganmu, Alan.
Alan Turing : Bagaimana jika kau tak sendirian? Bagaimana jika kau punya suami?
Joan Clarke : Kau punya calon?
Alan Turing : Ya.
Joan Clarke : Hugh? Hugh sangat menarik, kuakui itu. Tapi kurasa dia bukan tipe yang suka diajak menikah.
Alan Turing : Tidak. AKu tidak berpikir tentang Hugh.
Joan Clarke : Atau Peter. Peter terlalu pendiam.
(Alan Turing mengajukan diri sebagai kandidat suami Joan)
Joan Clarke : Astaga.
Alan Turing : Tapi ini masuk akal.
Joan Clarke : Kau baru saja melamarku?



Dialog Alan saat memutuskan pertunangan:

Alan memutuskan pertunangannya dengan Joan

Alan Turing : Aku ingin kau tinggalkan Bletchley.
Joan Clarke : Apa?
Alan Turing : Menzies. Aku tak percaya padanya. Di sini tak aman.
Joan Clarke : Kau kira di tempat lain lebih aman?
Alan Turing : Kau harus pergi. Kau harus menjauh dari tempat ini.
Joan Clarke : Alan, apa yang terjadi?
Alan Turing : Kita tidak bisa bertunangan lagi. Orangtuamu harus menjemputmu dan mencarikanmu suami di tempat lain.
Joan Clarke : Kau kenapa?
Alan Turing : Ada hal yang ingin kuberitahu padamu. Aku seorang homoseksual.
Joan Clarke : Ya.
Alan Turing : Tidak, tidak. Pria, Joan, bukan perempuan.
Joan Clarke : Lalu kenapa?
Alan Turing : Ya, aku memberitahumu.
Joan Clarke : Lalu kenapa? Aku curiga. Selalu. Tapi kita tak seperti orang lain. Kita saling mencintai dengan cara kita sendiri. Dan kita bisa hidup bersama seperti yang kita inginkan. Kau takkan jadi suami yang sempurna. Aku bisa janji, aku tak punya niat jadi istri yang sempurna. Aku takkan terus bersihkan mantelmu saat kau pulang dari kantor. Aku akan bekerja. Kau akan bekerja. Kita akan jadi teman bersama. Kita akan berbagi pikiran. Kedengarannya lebih baik dari kebanyakan pernikahan. Karena aku peduli padamu. Dan kau peduli padaku. Dan kita saling memahami melebihi orang lain yang kita kenal.
Alan Turing :  Tidak.
Joan Clarke :  Apa?
Alan Turing :  Aku tidak peduli padamu. Aku tak pernah peduli. Aku butuh kau hanya untuk memecahkan Enigma. Sekarang sudah selesai, kau boleh pergi.
Joan Clarke : Aku takkan ke mana-mana. Hidupku sudah terlalu banyak dihabiskan untuk mengkhawatirkan pemikiranmu tentangku, atau tentang pemikiran orangtuaku padaku, atau para pria di Hut 8 atau gadis di Hut 3. Dan Kau tahu? Aku sudah selesai. Ini pekerjaan paling penting yang pernah kulakukan. Dan takkan ada yang menghentikanku. Apalagi dirimu. Kau tahu, mereka benar. Peter, Hugh, John. Kau memang Monster.

Baca juga: Warm Bodies - Menggali Kehidupan dari Kematian



Kata-kata Bijak dalam The Imitation Games

Di film ini bertebaran kata-kata bijak dari seorang Alan Turing...

"Terkadang hanya orang yang tak didugalah yang bisa melakukan hal di luar dugaan" - Alan Turing.

"Kau tahu kenapa manusia suka kekerasan? Karena rasanya nikmat. Manusia merasa kekerasan sangat memuaskan. Tapi untuk membuang kepuasan itu maka tindakannya akan jadi hampa" - Alan Turing.

"Nasehat untuk menjaga rahasia: lebih mudah jika kamu tidak mengetahui rahasia tersebut" - Alan Turing.

"Saat tersulit untuk membohongi orang adalah ketika orang tersebut berharap untuk dibohongi" - Alan Turing.

Peter Hilton : "Kau bukan Tuhan Alan. Kau bukan yang menentukan siapa yang hidup dan mati."
Alan Turing : "Ya, kita yang putuskan."
Peter Hilton : "Kenapa?"
Alan Turing : "Karena orang lain tak bisa."

"Apa Aku Tuhan? Bukan. Karena Tuhan tak memenangkan perang, sedangkan kami memenangkan perang" - Alan Turing.

 

 

Akhir Kata Untuk The Imitation Game

The Imitation Game adalah salah satu film yang sanggup manarik perhatian penonton dari awal sampai akhir. Tidak mengherankan jika film ini mendapat rating 89% frash dari web rottentomatoes.com. Namun beberapa orang mengaku kurang bisa mengikuti alur cerita karena menyangkut enigma yang rumit. Bagi saya, film ini seperti seorang filsuf bijak yang tidak menghakimi. Menginspirasi saya untuk lebih percaya diri saat saya merasa berbeda dari kebanyakan orang.

Baca juga: SUPERNOVA: Ksatria, Putri, Dan Bintang Jatuh Film - Filsafat Eksistensi

 


Tag :


Amidah Budi Utami

Amidah Budi Utami adalah seorang perempuan yang bekerja di bidang IT dan menyukai seni, sastra, fotografi, dan jalan-jalan.

Profil Selengkapnya >>

Review Film Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Dari Hati Ke Hati: Sepiring Kupang Dan Ketangguhan Dalam Menjalani Kehidupan


Bicara Tentang Orizuka - Menulis Adalah Passion, Bukan Occupation


Petualangan bersama Einstein: Safari


Present Perfect: Seandainya Waktu Dapat Diputar Kembali


Insya Allah - Bila Allah Sudah Berkehendak


Kenikmatan Sederhana dalam Semangkuk Mi Ayam Seorang Pedagang Kaki Lima, Surabaya


Kedai Tua Baru Surabaya: Sajian Ala Malaysia-Jawa


Pantai Pulau Merah Nan Meriah Di Banyuwangi


Festival Foto Surabaya - Menggugah Kepedulian Melalui Lensa


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Enam)


Oma Lena - Part 4 (TAMAT)


Aku Tak Ingin Lomba Balap Karung, Bu.