Dak-Galbi Korean Resto And Caffe

27 Jan 2015    View : 24242    By : Nadia Sabila


Annyeonghaseyooo, Artebian! Kali ini, Artebia mengunjungi Korea. What? Artebia ke Korea? Ya, mungkin suatu hari nanti, kali ini kita ke Negeri Ginseng lewat kuliner dulu... (jawaban bijak). Hehehe. Oke, lokasi nongkrong asyik di kesempatan kali ini sedikit bergeser dari kota Surabaya, kita ke Kota Dingin tetangga Surabaya, yaitu Malang. Kini, Malang telah menjelma menjadi "Negeri Sejuta Kafe". Cafe berkonsep unik dan asyik menjamur di Kota Pelajar kebanggaan Jawa Timur tersebut. Salah satunya adalah restoran Korea, Dak-Galbi.

 

 

Lokasi Dak-Galbi Resto And Cafe

Dak-Galbi adalah salah satu restoran dan cafe yang menyediakan masakan Korea di Malang. Dak-Galbi berlokasi di Jalan Buring no. 37 Malang. Resto ini masih terbilang baru, jadi bagi Artebian yang ingin berkunjung dan bertanya pada orang asli Malang, mungkin mereka akan lebih familiar jika Artebian menyebutkan Hotel De'Pavilion, karena memang bangunan Dak-Galbi ini jadi satu dengan hotel tersebut. Di depan restoran ini ada sebuah sekolah playgroup bernama See Me Grow dan dekat dengan kawasan Jalan Ijen.

Dak-Galbi-Malangsalah satu sudut Dak-Galbi

Konsep Dak-Galbi adalah cafe dan resto. Jadi, hampir sama seperti De Oak yang saya bahas beberapa waktu lalu, Dak Galbi ini juga memiliki ruang indoor dan outdoor. Namun di meja makan ruangan indoor sudah disertai dengan kompor seperti kalau kita makan sabu-sabu. Jadi jika Artebian ingin memilih menu makanan yang dipanggang sendiri, lebih baik Artebian pilih ruangan indoor dulu.

Baca juga: Goblin - The Lonely and Great God

 

 

Menu Makanan Dak-Galbi

Sebetulnya, saya adalah tipe orang yang kudet (kurang update) dengan segala hal yang berbau Korea di zaman kejayaan K-Pop seperti sekarang ini. Jadi, makanan yang saya pesan di Dak-Galbi ini berdasarkan tingkat kemenarikan gambarnya serta ... harganya tentu saja. Buku menu berwarna merah menyala menunjukkan foto berbagai makanan Korea yang tampaknya cukup menggugah selera.

Bibimbap "Nasi Goreng Mawut" ala Korea
Harga makanan Korea di Dak-Galbi ini rata-rata berkisar antara 20.000-60.000 rupiah. Sedangkan kudapan-kudapannya dibanderol seharga 15.000-30.000 rupiah. Pilihan saya pun jatuh pada menu bibimbap. Nama yang sedikit lucu menurut saya. Bibimbap di Dak Galbi ini dihargai 35.000 rupiah.

bibimbap_dak-galbiBibimbap Dak-Galbi

Ternyata, bimbimbap adalah sejenis nasi mawut versi Korea. Disajikan dalam mangkuk beralaskan hot plate, kesan pertama saat lidah saya mencecap makanan ini adalah ... panas! Hehehe.

Bimbimbap terdiri dari nasi putih, sayuran seperti wortel, kuning telur setengah matang, daun semacam daun kangkung, taoge, dan daging sapi berbumbu khas korea yang ditaburi dengan wijen. Bahan-bahan itu kemudian harus diaduk dengan nasinya hingga mirip dengan nasi goreng mawut.

Bagi saya yang baru pertama kali mencicipi makanan seperti ini, rasanya cukup pas di lidah asam, manis, gurih, dan sedikit pedas. Satu hal yang perlu diingat, bimbimbap ini disajikan dengan hot plate, oleh karena itu, aduklah nasi dan campuran dengan cepat dan rata. Atau nasib bibimbap Artebian akan menjadi nasi kerak seperti yang terjadi pada sisa nasi bibimbap saya.

bibimbap_dak-galbi  bibimbap_dak-galbi

Tteokbokki
Menu lain, yang saya cicipi adalah Tteokbokki dan rabokki ori. Masakan Korea nampaknya tak bisa lepas dari saus asam manis dan wijen. Tteobokki adalah semacam olahan bakso ikan namun berbentuk silinder kecil. Teksturnya lembut, kenyal dan rasa dasarnya gurih, sangat cocok dengan saus asam manis pedas yang disiramkan di atasnya. Tteokbokki di sini dihargai 30.000 rupiah.

tteokbokkiTteokbokki

Sedangkan rabokki adalah ramen Korea yang ditutup dengan taburan tteokbokki di atasnya. Rasanya pun hampir sama dengan tteokboki, tetapi campuran bawang bombaynya lebih terasa di rabokki ini. Harga rabokki pun tak jauh berbeda, 35.000 rupiah.

Baca juga: Happy Little Soul

 

 

'Dog Food' Dak-Galbi

Kemudian, kudapan yang saya cicpi adalah 'dog food'. Ya, di buku menu kata itupun ditulis dengan tanda kutip. Jadi, jangan diartikan secara harfiah ya, Artebian. Tak seperti namanya, 'dog food' di Dak Galbi ini enak sekali menurut saya. 'Dog food' adalah french fries yang disiram dengan keju mozarella dan bumbu khusus berwarna abu-abu yang rasanya hampir mirip bumbu kari. Mungkin dinamai demikian karena disajikan dalam piring logam yang kesannya seperti ransum, padahal rasanya bisa membuat orang kembali memesannya jika datang lagi ke Dak-Galbi. Harga dog food Dak-Galbi ini 22.000 rupiah.

dog_food_dak-galbiDog food Dak-galbi

Sedangkan untuk minuman, saya kira tak ada yang terlalu istimewa di sini. Saya hanya memesan iced lime seharga 7.500 rupiah.

Kesimpulan saya, rasa makanan di Dak-Galbi ini cukup enak tapi harganya terasa mahal karena porsinya sedikit. Pelayanan cukup ramah. Tempatnya bersih, lampunya terang dan meriah, nyaman, dan jika mau, Artebian bisa berkenalan dengan para 'oppa' atau 'eonni' Malang yang sering nongkrong di Dak-Galbi resto ini.

Saya beri 4 dari 5 bintang untuk Dak-Galbi Malang.

Baca juga: Epik High's Happen Ending


Tag :


Nadia Sabila

Nadia Sabila adalah seorang jurnalis yang menggandrungi travelling dan makanan pedas.

Profil Selengkapnya >>

Makan Lainnya

Tulis Komentar
comments powered by Disqus





KATEGORI :




ARTIKEL PILIHAN :




Generasi Global dalam Industri Pertelevisian: Menelisik Makna di Balik


Alvi Syahrin - Semua Berawal Dari Mimpi Dan Kemudian Menjadi Nyata


Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa oleh Maggie Tiojakin


Thirteen Terrors: Kisah Menyeramkan di Setiap Sekolah




Rujak Cingur Ala Bu Dah


La Ricchi - Gelato Kaya Rasa di Surabaya


Terbang Dengan Kursi Mabur Di Sindu Kusuma Edupark


Literasi Agustus: GRI Regional Surabaya - Muda untuk Sastra


Sebuah Wajah, Sebuah Rasa (Bagian Empat)


Cheongsam Bunga Teratai Mei Lien


Kepada Yang Terkasih